Tokyo (ANTARA News) - Sekelompok orangtua dari wilayah Ural, Rusia, telah menerbitkan surat terbuka kepada Presiden Vladimir Putin yang berisi permohonan untuk mengatur semua bentuk serial komik "Death Note."
Serial "Death Note" diterbitkan di Shonen Jump selama 2003-3006, berkisah tentang Light Yamagi seorang murid SMA yang menemukan buku tulis yang punya kekuatan membunuh.
Dia memutuskan untuk memanfaatkan kekuatan buku tersebut untuk membunuh para penjahat, membuat kelimpungan para polisi hingga melibatkan seorang detektif ulung untuk mencari tahu sumber kematian misterius para penjahat.
Pada 20 Februari, di kota Yekaterinburg, seorang remaja 15 tahun bunuh diri dengan melompat dari apartemen lantai 13. Sebuah surat ditemukan di kamarnya, berisi tulisan "Aku sudah tidak mau hidup lagi."
Di dekatnya ada empat volume komik "Death Note". Polisi sedang menyelidiki kemungkinan adanya hubungan antara komik dan kematiannya.
Meskipun begitu, kelompok orangtua di Rusia mulai membuat kampanye bahwa "Death Note" memiliki efek merugikan untuk pikiran anak-anak mereka karena "meningkatkan ketertarikan pada kematian", demikian laporan Japan Today.
Ini bukan pertama kali "Death Note" diperiksa dengan teliti karena mempengaruhi orang-orang dalam kehidupan nyata.
Di Belgia, sebuah kelompok yang terdiri atas tiga pembunuh dan seorang komplotannya meninggalkan catatan yang diinspirasi dari komik itu di tempat mereka membuang mayat.
Selain itu juga ada sejumlah kasus serupa catatan "Death Note" yang dibuat anak-anak di Amerika. Kecenderungan sama juga terjadi di China sehingga serial itu dilarang di beberapa daerah.
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013