Jakarta (ANTARA News) - Melalui penerbitan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 44/M Tahun 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan untuk memberhentikan Agus Martowardojo dari jabatan Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu II.

Hal tersebut dilakukan pemimpin negara karena Agus Martowardojo telah terpilih sebagai Gubernur Bank Indonesia periode 2013-2018 untuk menggantikan Darmin Nasution yang habis masa jabatannya pada Mei mendatang.

Kemudian melalui penerbitan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 45/M Tahun 2013 yang ditandatangani pada Jumat (19/4), Presiden menunjuk Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa sebagai pelaksana tugas Menteri Keuangan.

Keputusan tersebut terkesan dilakukan secara tergesa-gesa dan mendadak oleh Presiden, karena Agus Martowardojo sedang berada di Washington, Amerika Serikat (AS) mewakili pemerintah dalam pertemuan G20.

Perubahan situasi tersebut membuat pengganti Sri Mulyani Indrawati ini langsung kembali ke Indonesia dan tiba pada Minggu pagi (21/4), untuk mengadakan rapat koordinasi serta membereskan meja kerja di ruangan kantornya.

Pada Senin pagi (22/4), semua persiapan telah dilakukan di Gedung Djuanda I, Kementerian Keuangan, untuk acara serah terima jabatan dan pengalihan kewenangan kepada pelaksana tugas Menteri Keuangan.

"Saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh pimpinan dan jajaran Kementerian Keuangan atas kerjasama dan komitmen dalam mencapai visi," kata Agus Martowardojo saat memberikan sambutan dalam serah terima jabatan di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta.

Agus, yang menjabat sebagai Menteri Keuangan selama hampir tiga tahun, mengharapkan jajaran pegawai Kementerian Keuangan terus meningkatkan kinerja dan integritas dalam mengamankan penerimaan negara.

Ia juga menginginkan adanya upaya untuk menjaga angka pertumbuhan ekonomi dan defisit anggaran, apalagi berdasarkan proyeksi beberapa lembaga multilateral, kondisi perekonomian global masih mengalami perlambatan.

"Marilah tetap menjaga integritas, profesionalisme dan sinergi dalam menjaga fiskal yang telah terjalin dengan baik," kata pria yang menjabat sebagai Menteri Keuangan sejak 20 Mei 2010 ini.

Kemudian, Agus memaparkan beberapa kinerjanya selama memimpin Kementerian Keuangan yaitu mampu mengawal penerimaan negara, mencapai laporan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) serta menjaga perekonomian nasional tetap stabil ditengah krisis.


Kesan terhadap kinerja

Ketua Komisi XI DPR RI Emir Moeis mengaku terkejut Presiden memutuskan lebih awal untuk mengganti Agus Martowardojo, padahal masih ada waktu tersisa sebelum Darmin Nasution mengundurkan diri dari jabatan Gubernur BI.

"Saya terkejut, karena mendadak banget, tapi itu hak preogatif Presiden," katanya saat ditemui seusai acara serah terima jabatan Menteri Keuangan.

Emir lebih menginginkan Presiden untuk memilih menteri keuangan definitif, namun tidak mempermasalahkan penunjukkan Hatta Rajasa sebagai pelaksana tugas menteri keuangan.

Ia pun mengharapkan menteri keuangan memiliki kualitas sebaik Agus Martowardojo, yang mempunyai kemampuan dalam menjaga instrumen fiskal dan ketegasan terkait pemanfaatan anggaran.

"Saya ingin penggantinya seperti dia juga dan berani serta siap menghadapi konflik," kata politisi PDI-Perjuangan ini.

Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar menambahkan sosok Agus Martowardojo merupakan seorang yang memiliki ketegasan dan integritas, serta profesional yang memiliki disiplin tinggi.

"Ia menjadi keteladanan dan merupakan tokoh pemimpin yang perlu kita banggakan, dan tiru," ujarnya mengenai pribadi yang pernah menjadi Menteri Keuangan terbaik se-Asia Pasifik versi majalah The Banker pada Januari 2012 ini.

Integritas yang dimaksud Mahendra, terlihat dari banyaknya sikap anti kemapanan dan taat asas dari Kementerian Keuangan dalam tiga tahun terakhir karena ketegasan Agus.

Mulai dari kasus bea masuk impor film, pembahasan RUU mata uang dan OJK yang berlarut-larut, divestasi tujuh persen saham Newmont, kelangsungan proyek Jembatan Selat Sunda, keinginan untuk menaikkan harga BBM demi menjaga fiskal serta proses pencairan anggaran Kementerian Lembaga.

Untuk itu, ia mengharapkan seluruh pegawai dapat mencontoh teladan Agus, yang memiliki etos kerja tinggi, dalam menerapkan nilai reformasi birokrasi yang dianut oleh Kementerian Keuangan.

"Kita harap ini akan terus berlanjut dan diperkuat, sekalipun (Agus) sudah pindah ke tempat yang baru," ujar Mahendra, tentang sosok yang terkenal senang mengadakan rapat pimpinan hingga larut malam ini.

Pelaksana tugas Menteri Keuangan Hatta Rajasa pun mengucapkan terima kasih kepada Agus Martowardojo atas kepempimpinan dan prestasi dalam menjaga kesehatan fiskal, selama menjabat sebagai Menteri Keuangan.

"Prestasi itulah yang mengantar beliau menjadi Gubernur Bank Indonesia," ujarnya.

Hatta, yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Perekonomian, mengharapkan kesuksesan Agus dalam menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia serta mampu menjaga stabilitas sistem keuangan.


Rasa Kehilangan

Agus yang ditemui seusai acara serah terima jabatan, mengatakan akan mempersiapkan diri dengan baik sebelum menduduki jabatan tertinggi di bank sentral.

"Saya juga akan bertemu dengan relasi dan teman atau keluarga untuk bersilahturahmi, karena selama tiga tahun ini waktu saya kurang," kata pria yang terkenal dekat dengan awak media ini.

Rasa kehilangan justru kuat terpancar di mata mantan bawahan Agus. Rasa kekhawatiran tersebut makin menyeruak sejak Agus ditetapkan sebagai calon tunggal Gubernur Bank Indonesia, yang harus mengikuti uji kepatutan dan kelayakan di hadapan DPR, oleh Presiden.

Suasana haru terlihat dari penghormatan yang diberikan oleh para pegawai Kementerian Keuangan, yang berjejer berbaris di lobi Gedung Djuanda I, untuk memberikan salam terakhir kepada mantan bosnya.

"Selamat jalan, pak. Semoga sukses," kata mereka. Agus membalas semua sambutan itu dengan menyalami semua mantan pegawainya, termasuk melayani permintaan foto bersama.

Hari beranjak siang. Agus yang hari itu telah menggunakan mobil pribadi Mercedes Benz putih berplat nomor B 333 PB, kemudian meninggalkan kantor Kementerian Keuangan. Tanpa kawalan sepeda motor yang sebelumnya menjadi ciri khasnya sebagai pejabat negara.

Oleh Satyagraha
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013