Beijing (ANTARA/PRNewswire) -- Sesi Pleno Kelima "Green Investment Principles (GIP) for the Belt and Road" berlangsung dengan sukses di Beijing. Lebih dari 100 perwakilan dari sekitar 500 lembaga anggota di Asia, Eropa, Inggris, dan Afrika mengikuti pertemuan tersebut.
 
Mencerminkan sektor keuangan berkelanjutan (sustainable finance) sebagai tren global, GIP memperbarui strategi jangka menengah dan melansir "Visi 2026/2030" dengan pilar "Transisi". Visi terbaru ini meningkatkan target dan ekspektasi dalam analisis risiko, aspek transparansi, dan investasi hijau (green investment).


Seperti yang tercantum dalam Visi tersebut, GIP ingin meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan di BRI, serta mengembangkan investasi hijau lewat kantor regional yang tersebar di Asia Tengah, Afrika, dan Asia Tenggara. Sebagai kantor regional ketiga, GIP Regional ASEAN telah diresmikan, serta dipimpin oleh Dr. Mari Pangestu, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia, sebagai Ketua, dan Rino Donosepoetro (Donny), Komisaris Utama Standard Chartered Indonesia sebagai Wakil Ketua.


Mari menyambut kehadiran GIP Regional ASEAN sebagai platform untuk berbagi ide dan pengalaman di kalangan pengambil kebijakan, FI, dan korporasi. Prioritas GIP Regional ASEAN meliputi pendanaan transisi (transition finance), serta memfasilitasi transisi energi yang adil dan terjangkau.


Donny berharap, GIP Regional ASEAN berperan sebagai "konektor super" bagi kalangan perusahaan, investor, dan pemerintah sekaligus pihak yang menyebarkan wawasan tentang aspek keberlanjutan dan mempercepat arus permodalan hijau (green capital).


Guna memfasilitasi pelaksanaan Visi tersebut dan meningkatkan kapasitas, kelompok kerja transition finance, dipimpin oleh BOC dan DBS, turut diresmikan di sesi pertemuan pleno. Kelompok kerja ini ingin membantu anggota dan klien menjalankan transisi rendah karbon dengan merumuskan dan menerapkan rencana transisi, serta melakukan inovasi produk. Anggota-anggota GIP juga sangat antusias terlibat dalam diskusi panel. George Wang, Senior Vice President, DBS, berkata, "Transisi merupakan unsur terpenting dalam bisnis kami pada masa depan."


Dr. Ma Jun, Salah Satu Ketua GIP dan Chairman, China Green Finance Committee, mengemukakan sejumlah tren global dalam pembiayaan berkelanjutan, termasuk "G20 Transition Finance Framework", standar ISSB, besarnya perhatian investor terhadap lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati. "GIP akan mempertimbangkan tren-tren ini dalam upaya meningkatkan kapasitas melalui kelompok kerja dan kantor regional," jelas Ma.


Sir William Russell, Salah Satu Ketua GIP dan mantan Wali Kota London, menggarisbawahi pentingnya transisi EM dalam pencapaian era nol karbon, serta peran peningkatan kapasitas dalam transisi. "GIP membuktikan peningkatan kapasitas yang dapat tercapai pada EMDE," kata Russell.


JIN Zhongxia, Head, International Department, PBOC, menyoroti peran penting GIP sebagai platform aksi global. Dia berharap, GIP dapat berkiprah dalam tiga bidang, termasuk mendukung aktivitas kelestarian alam, memfasilitas transisi, serta meningkatkan kapasitas.


Rahul Ahluwalia, HM Deputy Trade Commissioner, Kedutaan Besar Inggris di Beijing, membahas langkah penting yang diambil Tiongkok untuk mengatasi perubahan iklim dan peluang mempererat kolaborasi Tiongkok-Inggris di sektor keuangan berkelanjutan (sustainable finance).


Sebuah buku tentang studi kasus GIP juga diluncurkan untuk memaparkan praktik terbaik dalam investasi hijau dalam inisiatif Belt and Road, serta pelaksanaan prinsip GIP.


Mengapresiasi pelaksanaan prinsip GIP dan inovasi produk oleh anggota-anggotanya, Sekretariat GIP mengumumkan pemenang GIP Awards 2023.


Narahubung


Source : Green Investment Principles (GIP) for the Belt and Road

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023