"Dulu kasusnya masih belum seperti sekarang. Dulu per lima sampai sepuluh tahun baru ada (peningkatan), tetapi ternyata karena perubahan iklim dan ekosistem maka setiap tahun ada peningkatan (kasus DBD)," katanya saat ditemui di Jakarta, Jumat.
Baca juga: DPR dan Kemenkes luncurkan Koalisi Bersama "KOBAR" Lawan Dengue
Selain itu, katanya, tingkat fatalitas kasus (CFR/Case Fatality Rate) juga meningkat dari 0,71 persen menjadi 0,86 persen pada periode yang sama.
Untuk itu, pihaknya telah menerapkan berbagai program pencegahan yang dimulai dari dasar seperti kampanye 3M plus, dan 10, 10, 10 (sepuluh, sepuluh, sepuluh) di setiap rumah.
Baca juga: Ada kenaikan kasus DBD pada Januari-Juni 2023
Selain program jangka pendek, pihaknya juga melakukan inovasi di bidang kesehatan, seperti menciptakan dua jenis vaksin DBD, serta upaya mengawinkan nyamuk Aedes aegypti dengan nyamuk Wolbachia untuk melumpuhkan kemampuan nyamuk dalam menularkan DBD.
Kemudian, pihaknya juga melakukan kerja sama dengan sejumlah pemangku kepentingan, salah satunya adalah upaya kerja sama antara Kemenkes dan Kaukus Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dalam membentuk gerakan Koalisi Bersama (Kobar) Lawan Dengue.
Baca juga: Kemenkes ajak sekolah dan siswa berperan cegah DBD
Menurut dia, penurunan kasus DBD dapat diwujudkan dengan keterlibatan semua pihak. Oleh karena itu, Wamenkes Dante berharap angka kematian nol akibat DBD pada 2030 dapat dicapai demi kepentingan bersama.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023