Magelang (ANTARA News) - Masyarakat di daerah-daerah tertinggal di Indonesia memiliki peluang menjadi pemasok bahan baku untuk produksi bahan bakar bio dengan mengembangkan tanaman jarak, kata Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Syaifullah Yusuf. "Di daerah tertinggal banyak lahan-lahan kritis yang bisa dimanfaatkan untuk penanaman jarak," katanya di sela rapat terbatas kabinet dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Losari Cafe Plantation Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang di Magelang, Jateng, Sabtu malam. Rapat dihadiri sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu itu antara lain mengkaji dan menyiapkan rencana pengembangan bahan bakar bio. Sedangkan di lahan yang subur, katanya, lebih baik untuk pengembangan tanaman lainnya seperti padi. "Tetapi kalau yang kritis itu paling cocok untuk jarak," katanya. Ia mengatakan, tanaman jarak hanya membutuhkan waktu hingga sekitar lima bulan untuk mendapatkan buah. Menurut dia, masyarakat di daerah tertinggal siap menanam jarak sebagai bahan baku bahan bakar bio. "Saya kira masyarakat siap bahkan masyarakat bertanya-tanya, yang penting kalau sudah menanam itu bisa dibeli," katanya. Pada masa lalu tanaman jarak jenis tertentu dikembangkan untuk bahan baku kosmetik. Tetapi jenis tanaman jarak untuk kosmetik itu pernah terkena serangan hama, kata Syaifullah Yusuf.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006