Beijing (ANTARA) - Meski permintaan eksternal melemah, impor dan ekspor China mempertahankan perkembangan yang stabil dalam delapan bulan pertama 2023, dengan kinerja dan struktur yang lebih baik, serta ketahanan yang lebih besar, demikian menurut data pada Kamis (7/9).
Total nilai impor dan ekspor China dalam yuan turun 0,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 27,08 triliun yuan (1 yuan = Rp2.089) atau sekitar 3,76 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp15.342) pada periode Januari-Agustus, menurut Administrasi Umum Kepabeanan (General Administration of Customs/GAC) China.
Ekspor China tumbuh 0,8 persen (yoy) selama periode tersebut, sedangkan impor turun 1,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Data tersebut mengungkapkan bahwa pada bulan Agustus saja, perdagangan luar negeri China turun 2,5 persen dari tahun lalu, tetapi meningkat 3,9 persen dari bulan sebelumnya.
"Operasi perdagangan luar negeri China secara umum tetap stabil," kata Lyu Daliang, pejabat GAC.
Meski permintaan eksternal melemah, volume perdagangan luar negeri negara itu tetap tinggi. Total perdagangan luar negeri China pada Agustus lebih tinggi 8,2 persen dari jumlah rata-rata untuk periode yang sama antara tahun 2020 dan 2022, menurut Lyu.
Data bulanan juga menunjukkan peningkatan. Meski ekspor dan impor menurun, yang masing-masing turun 3,2 dan 1,6 persen (yoy), pada bulan lalu, laju penurunan keduanya berkurang jika dibandingkan dengan angka yang tercatat pada Juli.
Surplus perdagangan negara itu mengalami kontraksi 8,2 persen (yoy) menjadi 488 miliar yuan bulan lalu, menurut data tersebut.
Dalam delapan bulan pertama 2023, Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tetap menjadi mitra dagang terbesar bagi China. Perdagangan China dengan negara-negara ASEAN meningkat 1,6 persen (yoy), menyumbang 15,2 persen dari total nilai perdagangan China.
Walaupun perdagangan China dengan Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang masing-masing turun 1,5 persen, 8,7 persen, dan 6,8 persen, China menyaksikan pertumbuhan perdagangan dengan pasar lainnya.
Perdagangan China dengan lima negara Asia Tengah mencatat pertumbuhan yang kuat, melonjak 34,1 persen (yoy), sedangkan perdagangan China dengan negara-negara di sepanjang Sabuk dan Jalur Sutra meningkat 3,6 persen (yoy).
Rincian data menunjukkan bahwa ekspor mesin dan produk elektronik China, yang menyumbang 58 persen dari total ekspor, meningkat 3,6 persen selama periode tersebut.
Ekspor otomotif tetap menjadi sektor dengan kinerja yang cemerlang, dengan nilai ekspor otomotif melonjak 104,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada delapan bulan pertama.
Volume impor minyak mentah China melonjak sebesar 14,7 persen pada delapan bulan pertama tahun ini, melampaui kenaikan sebesar 12,4 persen yang dibukukan pada tujuh bulan pertama. Demikian pula dengan volume impor bijih besi yang menunjukkan percepatan pertumbuhan, meningkat 7,4 persen (yoy) selama periode tersebut, dibandingkan dengan peningkatan 6,9 persen yang tercatat dari Januari hingga Juli tahun ini.
Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023