Sebagian besar dari bilah bambu ini dipamerkan untuk pertama kalinya sejak ditemukan, termasuk yang berasal dari sekitar 2.000 tahun lalu pada masa Dinasti Han (202 SM-220 M), ungkap Yang Mei, wakil kurator museum bilah bambu Gansu di Lanzhou, ibu kota Provinsi tersebut.
Bilah-bilah bambu, yang masing-masing berisi kolom vertikal sempit bertuliskan puluhan aksara, dapat diklasifikasikan sebagai bentuk buku paling awal di China. Bilah bambu tersebut dahulu merupakan benda paling penting untuk media tulis sebelum kertas ditemukan. Sepotong bilah bambu, atau bahkan sebuah aksara yang tertulis di atasnya, dapat memberikan petunjuk penting dalam membantu memecahkan teka-teki arkeologis, yang dapat mengungkap peristiwa sejarah yang belum diketahui.
"Aula baru ini akan menampilkan bilah-bilah bambu ke dunia luar sekaligus menjadi platform serta sarana tambahan bagi publik untuk memahami budaya tradisional China," kata Zhu Jianjun, kurator museum itu.
Aula baru museum tersebut akan resmi dibuka untuk umum pada Sabtu (9/9).
Terletak di sepanjang Koridor Hexi, bagian dari Jalur Sutra kuno di China barat laut, Gansu memiliki iklim yang kering, sehingga bilah bambu kuno dapat terpelihara dengan lebih baik di sana. Data terkini menunjukkan bahwa lebih dari 60.000 bilah bambu kuno telah digali di provinsi tersebut, yang sebagian besarnya berasal dari Dinasti Han.
Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023