"Perubahan iklim menyebabkan perubahan perilaku dan fungsi tumbuhan," kata Periset Ekofisiologi dan Simbiosis Tumbuhan BRIN Frisca Damayanti dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Jumat.
Frisca menuturkan perubahan yang terjadi mencakup respons, metabolisme, reproduksi, interaksi, dan pertahanan suatu spesies tumbuhan dapat diketahui melalui riset-riset ekofisiologi dan simbiosis.
Menurutnya, hal itu sangat fundamental sebagai salah satu upaya untuk mengonservasi tumbuhan langka dari ancaman kepunahan.
Berdasarkan laporan yang dirilis Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO), tahun 2022 menempati peringkat keenam tahun terpanas dunia.
Periode 2015-2022 menjadi delapan tahun terpanas dalam catatan WMO. Pada awal Desember 2020 juga menempatkan tahun 2016 sebagai tahun terpanas (peringkat pertama) dengan tahun 2020 sedang on-the-track menuju salah satu dari tiga tahun terpanas yang pernah dicatat.
Akademisi Universitas Kyoto Jepang Masaru Kobayashi mengatakan perubahan iklim membuat beberapa jenis tumbuhan tropis mengalami kekurangan mikronutrien unsur boron (B) dan silikon (Si).
"Hal ini terbukti sangat mempengaruhi proses pertumbuhan sorgum dan beberapa jenis tanaman lain," kata Kobayashi.
Pada 2022, Indonesia telah menyampaikan enhanced NDC dengan target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen dengan kemampuan sendiri dan 43,20 persen jika terdapat bantuan internasional.
Baca juga: Fenomena El Nino bertahan sampai pertengahan tahun 2024
Baca juga: Peneliti BRIN serukan penghematan air besar-besaran
Baca juga: BRIN sarankan petani ganti padi jadi pajale untuk antisipasi El Nino
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023