Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) memprioritaskan pembangunan lumbung sosial untuk menjangkau daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar), guna menghadapi potensi bencana yang semakin kompleks di Indonesia.

"Kami prioritaskan wilayah-wilayah khususnya di daerah pulau-pulau terluar," kata Pelaksana tugas Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Direktorat Jendral Perlindungan dan Jaminan Sosial Adrianus Alla di Jakarta, Kamis.

Adrianus mengatakan pembangunan lumbung sosial diprioritaskan untuk pulau-pulau terluar dan terpencil. Pembangunan akan melibatkan Kampung Siaga Bencana (KSB).

Selain itu Adrianus mengatakan fungsi dari pembangunan lumbung sosial sendiri guna mitigasi dan kesiapsiagaan prabencana. Aktivasinya juga mempertimbangkan risiko potensi bencana secara umum di wilayah tersebut.

"Hal lain yang kami lakukan adalah melakukan mapping berdasarkan hasil analisa laporan lapangan terkait wilayah lain yang terdampak, tetapi di wilayah tersebut belum ada lumbung sosial. Ini akan didorong untuk pendirian dan pengisian kembali," kata Adrianus.

Adrianus menjabarkan wilayah-wilayah tersebut seperti Pulau Enggano, pulau-pulau di Kalimantan Utara seperti Pulau Sebatik dan Nunukan, termasuk Kepulauan Mentawai, Nias, Tanimbar dan Maluku Barat Daya.

Diharapkan pembangunan lumbung sosial tersebut dapat mempercepat pengiriman kebutuhan logistik kebutuhan dasar para korban bencana dengan cepat, kata Adrianus.

Kemensos telah memiliki 532 lumbung sosial yang tersebar di 28 provinsi serta 159 kabupaten/kota di 590 kecamatan dari Sabang sampai Merauke.

Baca juga: Kemensos ajukan Rp370 miliar untuk perlindungan korban bencana 2024
Baca juga: Kemensos paparkan penanganan korban banjir Aceh hingga kekeringan NTT
Baca juga: Mensos: Potensi kerugian negara dalam salur bansos dapat diselamatkan

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023