Jakarta (ANTARA) - Perusahaan rintisan Indonesia yang bergerak di sektor agritech, Gokomodo masuk dalam daftar "Forbes Asia 100 To Watch 2023" yang diterbitkan majalah Forbes Asia.
CEO Gokomodo, Samuel Tirtasaputra pada Kamis mengatakan bahwa masuknya perusahaan itu ke daftar "Forbes Asia 100 To Watch 2023" membuktikan bahwa startup Indonesia ternyata semakin menarik perhatian pebisnis regional.
"Ini merupakan pengakuan yang luar biasa bagi kami sebagai perusahaan yang baru genap empat tahun usianya, sekaligus juga menunjukkan potensi sektor agritech Indonesia yang semakin dinamis dan berwarna,” ujar Samuel Tirtasaputra selaku CEO Gokomodo dalam siaran resmi pada Kamis.
Gokomodo yang berdiri pada 2019, fokus pada pengadaan dan pengiriman agri-input, atau produk-produk dan bahan baku pertanian seperti pupuk yang dibutuhkan para pelaku agrikultur.
Baca juga: "Gokomodo Go To School" bantu lulusan berkarir di bidang agribisnis
Melalui paduan infrastruktur fisik dan digital, pada akhir tahun 2022 Gokomodo sudah tercatat mampu mengangkut 2 persen dari total ketersediaan pupuk nasional.
Nick Tyson, Principal di perusahaan modal ventura Singapura K3 Ventures, mengatakan, “Kami percaya bahwa sektor agritech Indonesia memiliki potensi yang sangat besar".
"Perusahaan-perusahaan seperti Gokomodo akan mendorong inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam sektor ini," papar Nick Tyson.
Untuk itu, Gokomodo berharap dapat terus berkontribusi untuk meningkatkan akses para pelaku agrikultur terhadap bahan baku pertanian, sehingga konsumen dapat menerima produk akhir dengan tepat waktu, kualitas tinggi dan harga wajar.
"Dengan memanfaatkan teknologi digital, Gokomodo bisa mengelola rantai pasok dengan lebih baik. Barang dan persediaan dapat dimonitor ketat, dan pengiriman dapat dilakukan tepat waktu. Sehingga pelanggan Gokomodo menikmati pasokan dan pilihan barang dengan kualitas yang lebih terjamin,” ujar CTO Gokomodo William Pramana.
Baca juga: Agritech Gokomodo menyalurkan 2 persen ketersediaan pupuk nasional
Berdasarkan data Global Food Security Index (GFSI) atau Indeks Ketahanan Pangan Global yang dirilis The Economist dan Corteva, Indonesia saat ini berada di urutan 69 dunia, dengan indeks ketahanan pangan yang masih lebih rendah dibanding rata-rata Asia Pasifik yang indeksnya sebesar 63,4.
Salah satu kendalanya yaitu akses terhadap berbagai agri input, yang masih menjadi hambatan terhadap peningkatan produktivitas pangan.
Saat ini Gokomodo telah hadir di tujuh provinsi dari empat pulau terbesar Indonesia, yakni Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, dengan misi membangun jaringan infrastruktur kuat yang dipadukan dengan teknologi digital.
Samuel mengatakan, perjalanan empat tahun Gokomodo tidak lepas dari tantangan namun mereka berharap dapat terus bertumbuh dan memajukan sektor agribisnis dan pertanian.
"Sejalan dengan komitmen kami pada sektor agribisnis serta pertanian, kami akan terus berkarya untuk memajukan sektor agrikultur Indonesia," kata William mengutarakan tekad perusahaannya.
Baca juga: Gokomodo bangun Tokomodo di 14 provinsi tahun ini
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023