Beijing (ANTARA) - Pusat Penelitian Mahadata Internasional untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (CBAS) merilis atlas pertama di dunia yang berisi data pengindraan jauh cahaya malam hari di perkotaan, yang memberikan dukungan bagi penelitian tentang pembangunan berkelanjutan di perkotaan.

Atlas ini berisi data cahaya malam hari beresolusi 10 meter pada 147 kota di 105 negara di seluruh dunia.

Data tersebut diambil oleh satelit SDGSAT-1, yang diluncurkan ke luar angkasa pada 5 November 2021 dan merupakan satelit ilmu antariksa pertama di dunia yang didedikasikan untuk melayani Agenda 2030 PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Satelit ini dirancang untuk menyediakan data observasi ruang angkasa untuk pemantauan, evaluasi, dan studi interaksi antara manusia, alam, dan pembangunan berkelanjutan, demikian menurut pengembangnya, Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS).

Kepala CBAS Guo Huadong mengatakan atlas ini merupakan pencapaian penting di bidang pendeteksian elemen lingkungan permukaan Bumi dalam kondisi cahaya rendah.

Data tersebut dapat sepenuhnya mencerminkan pola permukiman manusia perkotaan dan pembangunan ekonomi, serta memberikan dukungan data bagi penelitian terkait dan pengambilan keputusan mengenai pembangunan berkelanjutan di perkotaan, imbuh Guo.

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023