Jakarta (ANTARA) - Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) menyebutkan posisi para pelaku teknologi finansial (tekfin) di Indonesia sudah tepat dalam memberikan dukungan pendanaan serta membantu para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berkembang di tengah era transformasi digital.

Sekretaris Jenderal Akumindo Edy Misero dalam diskusi daring, Kamis, mengatakan sebagai solusi ekonomi digital, kecepatan pendanaan yang dihadirkan oleh tekfin menjadi hal yang dibutuhkan oleh para pelaku UMKM.

"Menurut saya tekfin sudah pada posisi yang tepat. Porsinya sudah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pelaku UMKM. Mereka cepat dalam memberikan pendanaan. Kalau menunggu pendanaan perbankan konvensional mengurusnya saja tiga bulan dan belum tentu cair," kata Edy.

Baca juga: Akumindo apresiasi upaya pemerintah genjot investasi libatkan UMKM

Edy menegaskan bagi UMKM kecepatan pendanaan lebih penting untuk pengembangan bisnis jika dibandingkan dengan penawaran pendanaan dari perbankan konvensional yang kerap berfokus memberikan bunga rendah. Dia berharap kecepatan yang dimiliki para tekfin dalam memberikan solusi kepada UMKM ada baiknya bisa diikuti oleh para pemangku kepentingan di industri perbankan konvesional.

Kecepatan pendanaan yang diberikan oleh tekfin kepada UMKM dinilai Edy juga ikut berkontribusi pada keputusan para pelaku usaha untuk mau masuk ke ekosistem digital.

Meski begitu, Edy mengaku memang masih dibutuhkan lebih banyak literasi digital agar program go digital untuk UMKM bisa berjalan optimal di Indonesia.

Dari sisi asosiasi, Akumindo mengajak para anggotanya untuk bisa mengubah pola pikir mengikuti pola pikir transformasi digital yang adaptif dan terbuka pada perubahan.

"Jadi, mereka kami ajak agar tidak bertahan dengan fixed mindset yaitu yang menerima nasib ketika kesulitan menghadapi perubahan terjadi. Tapi, mereka kami ajak untuk memiliki growth mindset sehingga ketika ada kesulitan itu tidak dilihat sebagai hambatan justru tantangan yang perlu ditaklukkan untuk sukses," ujar Edy.

Dia berharap dengan giatnya program literasi digital menyasar UMKM, ekosistem digital juga dapat terus menyempurnakan dan meratakan kondisi infrastruktur digital di Indonesia sehingga manfaat digitalisasi tidak hanya dirasakan di Pulau Jawa dan Bali saja, tapi, juga merata secara nasional.

Berdasarkan data Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) pada 2022 permintaan pembiayaan secara digital dari UMKM masih terpusat di Pulau Jawa dan Bali dengan persentase sebesar 62 persen dari total pembiayaan UMKM di Indonesia.

Maka dari itu, agar pembiayaan serupa bisa dialami oleh UMKM lainnya di luar Pulau Jawa dan Bali tetap dibutuhkan pemerataan akses infrastruktur digital ke daerah-daerah lainnya.

Baca juga: AFPI: UMKM perlu adopsi aplikasi digital untuk dapatkan pendanaan

Baca juga: OJK sebut masih ada gap pendanaan UMKM sebesar Rp2.400 triliun

Baca juga: OJK terapkan empat kebijakan P2P Lending guna dorong pendanaan UMKM

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023