Targetnya adalah kantor pemilihan umum ANP dengan kandidat Bashir Jan yang dijadwalkan berpidato di sebuah rapat kecil di wilayah miskin yang merupakan rumah bagi sejumlah warga etnis Pashtun

Karachi (ANTARA News) - Sebuah bom mobil meledak di luar kantor pemilihan umum sebuah partai sekular Pakistan pada Jumat malam di wilayah pusat bisnis Karachi, yang menewaskan enam orang, kata petugas keamanan setempat.

Bom tersebut meledak dekat kantor pemilihan seorang kandidat dari Partai Nasional Awami (ANP) --yang didominasi etnis Pashtun-- di kota Mominabad di sebelah barat Karachi, kata petugas kepolisian setempat, Mohammad Khan.

Insiden itu merupakan yang terbaru dari serangkaian kekerasan yang terjadi menjelang pemilihan umum bersejarah di negara Asia Selatan itu.

Juru bicara kepolisian Imran Shaukat mengatakan bahan peledak yang ditaruh di sebuah mobil Suzuki itu merupakan bahan peledak yang dimodifikasi oleh pelaku.

"Enam orang tewas dan lebih dari puluhan orang lain terluka," kata perwira senior polisi Aslam Pechuho kepada AFP.

Ledakan tersebut terdengar hingga beberapa kilometer dan merusak sejumlah toko serta rumah di sekitar lokasi, kata sejumlah saksi mata.

Ledakan pada Jumat itu merupakan yang kedua kalinya terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam terakhir, demikian laporan AFP.

Lima orang tewas ditempat pada Kamis, ketika sebuah bom meledak di luar kantor partai Gerakan Muttahida Qaumi (MQM), kata polisi.

Partai ANP dan MQM merupakan mitra koalisi dalam pemerintah pakistan yang dipimpin oleh Partai Rakyat Pakistan (PRP) dan sering mendapat ancaman dari Taliban karena mendukung operasi militer terhadap kelompok gerilyawan itu.

Tiga partai tersebut beraliran sekuler.

Serangan berujung maut yang menargetkan politikus atau partai politik telah menewaskan 40 orang sejak 11 April lalu, berdasarkan perhitungan AFP.

Pemilihan umum pada 11 Mei akan menentukan pemimpin baru pasca-berakhirnya pemerintahan sipil yang pertama kalinya dalam sejarah berhasil menjalani masa jabatan secara penuh di negara bersenjata nuklir itu.

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013