Jakarta (ANTARA) - Tsinghua Unigroup, grup pemegang saham dengan ratusan portofolio asal China yang berkecimpung dalam manufaktur teknologi tinggi, berencana untuk meningkatkan lagi kapabilitas produksinya di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia di mana perusahaan itu telah mendirikan pabriknya di Karawang.
Hal tersebut disampaikan Tsinghua Unigroup pada seminar ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) bertajuk "Transformasi Digital yang Inklusif" yang digelar di Jakarta pada Rabu (6/9).
Chairman Tsinghua Unigroup, Brighten Li, menyatakan bahwa negara-negara ASEAN merupakan bagian vital bagi perkembangan perusahaan itu di luar China. Tsinghua Unigroup akan memperluas manufakturnya di Asia Tenggara, setelah mendirikan 3 perusahaan di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Selain memperluas manufaktur, perusahaan itu juga ingin berinvestasi dan membangun lebih banyak pusat penelitian dan pengembangan (litbang) di kawasan ASEAN. Perusahaan tersebut juga berencana mendirikan kantor pusat teritorial untuk berbagai anak perusahaan.
"Beberapa masukan lainnya, kami berharap dapat mendirikan platform investasi di sini untuk berinvestasi pada proyek-proyek yang kami kerjakan dengan negara-negara ASEAN. Tsinghua Unigroup dan beberapa lembaga keuangan akan bergabung," kata Li.
Konsorsium investasi itu nantinya juga akan mengundang berbagai lembaga keuangan dan investor internasional, termasuk dari Eropa dan Amerika Serikat. Karena itu, kerja sama ini dinilai tidak hanya antara ASEAN dan China, tetapi juga mencakup ranah yang lebih luas.
Li juga menekankan peran penting dari ekonomi digital bagi pembangunan kawasan, mengingat ruangan dan potensi perkembangan ekonomi digital di Asia Tenggara masih cukup besar.
Tsinghua Unigroup telah berkembang menjadi pemegang saham yang memiliki ratusan anak usaha yang meliputi bidang semikonduktor, teknologi informasi, keuangan, dan lainnya. Perusahaan tersebut menyatakan minatnya yang kuat untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia di bidang transformasi digital dan sejumlah penelitian.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023