"Semua dinamika itu menjadi tantangan bagi segenap jajaran polri yang harus dapat dijawab. Polri tidak boleh tertinggal oleh cepatnya arus perubahan dan kemajuan teknologi yang berkembang saat ini," katanya.
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan agar polri dapat merealisasikan strategi perpolisian masyarakat (community policing) dalam upaya mengaktifkan peran segenap komponen masyarakat dalam memelihara kamtibmas. "Strategi ini diarahkan pada pemberdayaan masyarakat agar bisa mengidentifikasi masalah yang berkembang di lingkungannya sekaligus mengatasinya," kata Yudhoyono di Jakarta, Sabtu. Presiden menyatakan hal itu dalam sambutan tertulis pada peringatan HUT Bhayangkara ke-60 di lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, yang dibacakan oleh Inspektur Upacara (Irup) Komjen Pol Widayadi. "Dengan demikian, polri lebih dapat berperan sebagai mitra masyarakat dan menjadi fasilitator dalam mengatasi berbagai permasalahan seputar kamtibmas," kata Kepala Negara. Yudhoyono juga menyatakan bahwa sudah lama masyarakat mendambakan agar polisi benar-benar tampil sebagai mitra dan pengayom yang senantiasia berada di tengah-tengah mereka. "Masyarakat ingin melihat polisi yang profesional, dedikatif dan selalu dekat dengan masyarakat. Masyarakat juga ingin melihat polisi yang bersahabat, yang bersuasif dan selalu bersikap mendidik," katanya. Dikatakannya, polisi hendaknya memperlihatkan wajah "tegas" hanya pada saat yang diperlukan yakni ketika berhadapan dengan berbagai jenis kejahatan yang mengancam keamanan dan keselamatan warga. Pada bagian lain pada sambutan tertulis, Yudhoyono juga meminta polri siap menghadapi perkembangan teknologi, tingkat kecerdasan yang semakin tinggi dan dinamika demokrasi yang berkembang di masyarakat. "Teknologi yang berkembang pesat sangat membantu manusia namun dapat juga disalahgunakan oleh meraka yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan kejahatan dan pengrusakan," katanya. Sementara kecerdasan dan demokrasi yang berkembang di masyarakat dapat menimbulkan efek lain yakni dapat disalahgunakan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab untuk mengganggu kamtibmas. "Semua dinamika itu menjadi tantangan bagi segenap jajaran polri yang harus dapat dijawab. Polri tidak boleh tertinggal oleh cepatnya arus perubahan dan kemajuan teknologi yang berkembang saat ini," katanya. Peringatan HUT Bhayangkara tahun ini sangat berbeda dengan sebelumnya yang dipusatkan di Mabes Polri. Tahun 2006 ini, peringatan dipusatkan di Polsek-Polsek seluruh Indonesia. Kapolri Jendera Pol Sutanto sendiri menjadi Irup di Polsek Ulee Kareng, Banda Aceh sedangkan Wakapolri Komjen Pol Adang Daradjatun di Polsek Tomohon, Sulut.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006