Jakarta (ANTARA) - Presiden Bank Dunia Ajay Banga antusias mengikuti kelas ibu hamil dalam kunjungannya di Kelurahan Serdang Kulon, Tangerang, Banten, pada Kamis.

Kunjungan Ajay Banga kali ini didampingi oleh sang istri, Ritu Banga, dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam rangka memastikan apakah dana yang dikucurkan oleh Bank Dunia di bidang kesehatan, utamanya dalam rangka penurunan stunting berhasil menyentuh masyarakat hingga yang paling bawah.

"Saya sangat senang melihat ibu-ibu di sini aktif, tenaga kesehatan juga cukup mumpuni untuk memberi penjelasan tentang kehamilan, atau informasi-informasi lain yang dibutuhkan oleh para ibu," kata Ajay di sela kunjungannya.

Ajay bahkan cukup antusias bertanya kepada tenaga kesehatan yang sedang memberikan kelas ibu hamil, apakah ada juga fasilitas sosialisasi atau pemberian informasi kepada masyarakat (selain ibu hamil) yang membutuhkan informasi tentang kehamilan.
Presiden Bank Dunia Ajay Banga (paling kanan) saat mengikuti kegiatan kelas ibu hamil yang dilaksanakan di Kelurahan Serdang Kulon, Tangerang, Banten, pada Selasa (7/9/2023). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)

"Kalau ada keinginan bagi mereka yang membutuhkan informasi tentang kehamilan, mereka harus kemana, dan berapa kali Anda sebagai tenaga kesehatan datang ke sini untuk memberikan penyuluhan?" tanya Ajay.

Pertanyaan Ajay ini pun mendapatkan respons dari Menkes Budi, yang menjelaskan bahwa saat ini pemerintah daerah memiliki program Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), dan Bina Keluarga Lansia (BKL).

"Jadi untuk mereka yang ingin mendapatkan informasi, tak hanya kehamilan, tetapi juga tentang kesehatan secara umum, kita punya program kader BKB, BKR, dan BKL, masyarakat bisa mendapatkan informasi kepada para kader ini. Lalu, minimal setiap sebulan sekali, para nakes akan melakukan sosialisasi kepada para ibu hamil," jawab Menkes.

Ajay juga mengapresiasi penggunaan teknologi yang telah digunakan oleh para kader untuk menyosialisasikan setiap kegiatan pos pelayanan terpadu, maupun kelas-kelas ibu hamil atau remaja.

"Tadi pak Menkes sudah menunjukkan ke saya, mereka punya grup di aplikasi Whatsapp, bahkan tadi juga ada satu pesan dari warga yang ditunjukkan, mereka sudah buat janji untuk bertemu di sini dan menyambut saya bersama jajaran," katanya sambil terkekeh.

Ia pun mengapresiasi para kader kesehatan yang bergerak secara sukarela dengan panggilan hati untuk membantu para ibu dan masyarakat yang ingin mendapatkan informasi tentang kesehatan.

Sebagai informasi, Bank Dunia telah menyetujui program untuk menyediakan dukungan tambahan untuk Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan gizi untuk remaja perempuan, perempuan hamil, serta anak-anak untuk mempercepat pengurangan stunting pada anak di bawah lima tahun.

Melalui program Bank Dunia Investing in Nutrition and Early Years (INEY), pada tahap satu di tahun 2018 dana sebesar 400 juta US Dollar sudah tersalurkan untuk Indonesia di bidang kesehatan.

Sedangkan untuk INEY tahap dua di tahun 2023, pendanaan senilai 600 juta Dollar akan diberikan dari International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) Bank Dunia.

Kemudian, ada juga dukungan tambahan yang berasal dari dana hibah sebesar 16 juta US Dollar dari Global Financing Facility for Women, Children, and Adolescents, serta kemitraan teknis dengan Bill and Melinda Gates Foundation, serta Tanoto Foundation, dan dengan kontribusi tambahan yang diharapkan dari Gavi Alliance.

Dukungan Bank Dunia terhadap sektor gizi Indonesia merupakan komponen penting pada Kerangka Kerja Kemitraan Kelompok Bank Dunia untuk Indonesia tahun 2021-2025, yang berfokus pada beragam prioritas pemerintah untuk mempercepat pembangunan modal manusia.

Baca juga: Rehabilitasi mangrove di Banten dikunjungi Presiden Bank

Baca juga: Jokowi terima pimpinan Bank Dunia dan IMF jelang KTT ASEAN

Baca juga: Presiden Bank Dunia datang ke Indonesia untuk siapkan "playbook" baru

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023