secara moral kita sangat ingin, sangat siap untuk memecahkan masalah yang ada di sana"

Brunei (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan akan menyurati sembilan pihak yang berkaitan langsung dengan penyelesaian konflik Suriah untuk mengakhiri perang saudara yang telah berlangsung hampir dua tahun itu.

"Sepengetahuan saya yang bisa menyelesaikan masalah ini, satu Presiden Bashar al-Assad sendiri dengan kaum oposisi. Yang kedua adalah dua negara tetangga. Terus terang saya sebutkan Iran yang lebih dekat dengan Presiden Assad dan Turki yang bisa berkomunikasi dengan oposisi, kemudian lima pemegang hak veto," katanya dalam konferensi pers di Brunei, Jumat.

Menurut Presiden, jika sembilan pihak --pemerintah Suriah, oposisi, Turki, Iran, dan lima pemegang veto Dewan Keamanan PBB yaitu Inggris, Prancis, Rusia, China dan AS-- bergerak di bawah dukungan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon maka akan ada solusi untuk perdamaian di Suriah.

"Saya berencana sekembali ke tanah air akan mempersiapkan surat. Pak Marty (Natalegawa) nanti dipersiapkan suratnya kepada pemimpin-pemimpin itu, usulan Indonesia, usulan yang tulus untuk Suriah," kata Presiden.

Yudhyono mengatakan Indonesia ingin lebih aktif lagi, namun penyelesaian ada pada negara-negara tersebut.

"Tapi secara moral kita sangat ingin, sangat siap untuk memecahkan masalah yang ada di sana," katanya.

Presiden Yudhoyono menyebutkan Indonesia mengusulkan tiga poin penting untuk menyelesaikan perang saudara di Suriah, yaitu gencatan senjata, bantuan kemanusiaan dan transisi politik damai.

"Usulan Indonesia yang tiga poin itu sebenarnya bisa diterima. Yang pertama dan terpenting adalah gencatan senjata, kedua memberikan bantuan kemanusiaan, berapa banyak di pengungsian yang sulit mendapatkan makanan, minuman dan sebagainya. Ketiga baru transisi politik damai berdasarkan keinginan bangsa Suriah sendiri," katanya.

Presiden mengaku tergores hatinya atas kerumitan situasi di Suriah dan tragedi kemanusiaan di sana.

"Korban berjatuhan siang dan malam, anak-anak kecil, kaum perempuan, rakyat tak berdosa menjadi korban, tiap malam kita lihat di televisi. Sementara dunia belum bersepakat untuk mencari solusi. Presiden Assad dengan kaum oposisi juga tidak bisa duduk bersama. Ini menurut saya untouchable," katanya.

Ia menilai suatu saat sejarah akan tercatat dunia bersalah jika tidak bisa menemukan opsi dan solusi terbaik.

Yudhoyono juga memaparkan desakannya kepada Pemerintah Myanmar untuk mencari solusi kasus Rohingya dan menegaskan Indonesia ingin membantu Myanmar menyelesaikan persoalan komunal di negeri itu.

"Saya tahu itu konflik komunal, tapi kalau tidak ditangani dengan baik, tentu dampaknya tidak bagus bagi negara lain, termasuk Indonesia yang mayoritas beragama Islam," katanya.

Indonesia, kata Presiden, akan membantu Myanmar menyelesaikan masalah dengan bijak dan tepat.

Presiden Yudhoyono melakukan kunjungan kerja Singapura, Myanmar dan Brunei, 22-26 April.

Pewarta: M Arif Iskandar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013