New York City (ANTARA) - China tampaknya akan berhasil dalam perjuangannya, dan baik China maupun Amerika Serikat (AS) pada akhirnya akan belajar hidup berdampingan dan berkembang bersama, demikian sebuah artikel opini menyimpulkan pada Kamis (31/8).
AS tidak menunjukkan ketertarikan untuk berbagi kepemimpinan dunia, dan China pun tidak tertarik untuk beralih dari aspirasi globalnya, meski kedua negara itu tampaknya berada di jalur akan saling bertumbukan di suatu titik, ujar Yasar Bukan, seorang dosen politik global dan filsafat politik di Universitas Metropolitan Toronto, dalam komentarnya yang dipublikasikan oleh outlet media AS, UPI.
"AS tidak berhasil menghambat pertumbuhan China, dan kemungkinan besar tidak akan mampu menghambat perekonomian terbesar kedua di dunia itu dalam mencapai target seratus tahunnya," tulis opini itu.
Selain itu, China hadir di seluruh dunia dalam hal sumber daya manusia, investasi, serta produk-produk manufaktur, dan opini masyarakat global tentang China pun sedang mengalami perubahan.
Lebih lanjut tulisan itu memaparkan bahwa China dewasa ini merupakan pusat yang memiliki banyak jaringan, serta kapasitas dan kemauan untuk lebih berinovasi. Pusat tersebut terpadu dan efisien.
Contohnya, saat China dicekal dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) usai disahkannya sebuah undang-undang oleh Kongres AS pada 2011, negara itu membangun Tiangong, sebuah stasiun luar angkasa permanen, kata artikel opini tersebut.
Selain itu, "kebangkitan rezim nonliberal-demokrasi dan kelemahan dalam demokrasi menciptakan sebuah situasi di mana beberapa negara kian mendekatkan diri ke China, sementara negara-negara lainnya menjauh dari AS," urai artikel tersebut. "Kendati demikian, alasan politik kerap kali bergantung pada kalkulasi jangka pendek."
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023