Taipeh (ANTARA News) - Seorang prajurit anggota resimen pengawal presiden Taiwan ditangkap karena memasang pesan di Internet yang mengatakan ia ingin membunuh Presiden Chen Shui-bian, demikian diumumkan militer, Jumat. Prajurit bernama Chu Chao-kang itu memasang pesan di ruang obrolan Internet pada Maret selama kunjungan ke Taiwan oleh Presiden Nauru Ludwig Scotty, yang mengatakan bahwa ia ingin menembak presiden Taiwan itu pada acara penyambutan di pusat kota Taipeh. "Saya hampir tidak bisa menahan keinginan untuk menembakkan senapan saya ke arah kepala Chen Shui-bian. Setiap orang dalam keluarga orang nomer satu itu layak mati," tulisnya. Setelah mengetahui pesan itu, militer memindahkan prajurit tersebut dari resimen pengawal presiden dan menahannya untuk diinterogasi, kata Chou Yen-chung, kepala Bagian Urusan Politik Angkatan Darat Taiwan, kepada wartawan. "Kami telah memulai penyelidikan. Jika ia terbukti bersalah, ia akan menghadapi hukuman," kata Chou seperti dikutip DPA. Chou menyatakan, militer telah memerintahkan para prajurit tetap bersikap netral dan tidak berpihak dalam perselisihan antara partai-partai politik karena pasukannya milik negara, bukan milik partai politik. Chou tampaknya menunjuk pada kampanye oposisi untuk menggulingkan Chen dengan menuduh keluarga orang nomer satu itu terlibat dalam korupsi dan skandal keuangan. Chen menyatakan tidak bersalah namun menantunya telah ditahan. Laporan-laporan pers Taiwan mengatakan, bahkan meski Chu bisa membuktikan bahwa ia hanya bercanda atau melepaskan amarahnya terhadap Chen, ia masih bisa dituntut dengan tuduhan menghasut orang lain agar melakukan kejahatan, dan ia terancam hukuman maksimum dua tahun. Senapan-senapan semi-otomatis M-1, yang dibawa oleh pasukan pengawal presiden untuk siaga penghormatan, tidak diisi amunisi namun memiliki bayonet.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006