“Kami akan gelar pesta adat Erau, mendorong seni budaya Kutai seperti tari-tarian ditampilkan pada acara-acara resmi pemerintahan, hingga memperjuangkan hal-hal tentang Kutai seperti bahasa, adat dan istiadat menjadi pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah di Balikpapan,” kata Ketua Remaong Kepatihan Selatan Muhammad Culang di Balikpapan, Selasa.
Apalagi, kata dia, Balikpapan, kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, adalah bagian dari Kesultanan Kutai sebelum Republik Indonesia berdiri.
Baca juga: Tarian Hudoq pukau pengunjung Festival Erau
Dengan kembali menggiatkan seni dan budaya dan menjadikannya bagian penting dari keseharian hidup di Balikpapan, Culang yakin kejayaan Kesultanan Kutai Ing Martadipura sebagai penerus Kerajaan Kutai, kerajaan tertua di Nusantara, akan kembali.
“Di Balikpapan bandara menggunakan nama Sultan Kutai, yaitu Sultan Adji Mohammad Soelaiman, yang adalah Sultan Ke-17 Kutai. Tentu baik sekali menjadi satu tempat mengenalkan kembali berbagai budaya Kutai seperti tarian selamat datang,” kata Culang.
Ia mengatakan selama ini yang dikenal hanya tarian Dayak saja. Itu tentu tidak salah, tetapi lebih lengkap bila acara-acara resmi pemerintahan, juga acara swasta dan para pihak lainnya, menyertakan tarian khas dari Suku Kutai di Balikpapan sebagai satu mata acara wajib.
Baca juga: Pemkab Kutai Kertanegara gelar festival budaya mulai 9 hingga 14 Juli
"Kami berharap pesta adat Erau di Balikpapan bisa digelar dalam skala kecil terlebih dahulu dan dilangsungkan setelah Erau besar di Kota Radja Tenggarong," katanya.
Remaong Kepatihan Selatan diresmikan keberadaannya oleh Menteri Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Adji Pangeran Hario Soeria Adi Kesoema mewakili Sultan Adji Muhammad Arifin di Balikpapan, Minggu (3/9).
Menteri Adat Adji Pangeran Hario menegaskan bahwa program Remaong Kepatihan Selatan ini mendapat restu sekaligus dukungan dari kesultanan.
Baca juga: Kutai resmi jadi anggota Federasi Perahu Naga
“Pastinya kami dukung karena Remaong Kepatihan Selatan ini merupakan perpanjangan tangan dari kesultanan. Pesan saya ingatlah selalu untuk menjaga nama baik," katanya.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023