"PKB berharap peristiwa ini diusut siapa dalang dan apa motif mereka yang mengintimidasi Bupati tanah Laut untuk menolak kehadiran Gus Imin pada arena MTQ. Sungguh, Ini kejadian aneh,"Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar hari ini batal membuka acara Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, lantaran Bupati Tanah Laut mengaku mendapat tekanan, ancaman dan intimidasi dari pihak tertentu agar Gus Imin ditolak memberikan sambutan.
"Salah besar, kalau ada yang bilang kepulangan Gus Imin ke Jakarta karena panggilan KPK, itu berita hoaks dan teror saja. Tidak jelas asal usulnya," kata Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Jazilul juga mengatakan Muhaimin memang dijadwalkan kembali ke Jakarta sore ini, seraya menegaskan kepulangan tersebut bukan karena panggilan KPK.
Batalnya pembukaan MTQ itu oleh Cak Imin disebut lantaran adanya dugaan intimidasi kepada Bupati Tanah Laut.
"Informasi yang saya terima, Gus Imin kembali sesuai jadwal kepulangannya namun batal membuka MTQ Internasional tersebut, itu atas permintaan Bupati Tanah Laut yang mengaku mendapat tekanan, ancaman dan intimidasi dari pihak tertentu agar Gus Imin ditolak memberikan sambutan pada acara tersebut," katanya.
Wakil Ketua MPR itu berharap agar dilakukan pengusutan siapa terduga dalang batalnya pembukaan MTQ oleh Gus Imin, berikut motif di belakang penolakan tersebut.
"PKB berharap peristiwa ini diusut siapa dalang dan apa motif mereka yang mengintimidasi Bupati tanah Laut untuk menolak kehadiran Gus Imin pada arena MTQ. Sungguh, Ini kejadian aneh," ujar Jazil.
Menurut Jazilul, Gus Imin sudah sampai di lokasi acara, namun batal untuk membuka acara itu. Informasi tersebut didapatkan dari protokol Gus Imin yang berada di lokasi.
Jazilul juga mengatakan bahwa info itu diketahui persis oleh Ketua Jami'yyatul Qurra wal-Huffadz (JQH) KH. Saifullah Ma'shum.
"Yang tahu persis Ketua JQH KH Saifullah Ma’shum tapi saya belum berhasil kontak," pungkasnya.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023