Lebak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lebak mengembangkan wisata hijau atau green tourism guna menarik wisatawan dan dapat menangani pemanasan global serta perekonomian masyarakat setempat.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak Imam Rismahayadin, Selasa, mengatakan pemerintah daerah mengembangkan destinasi wisata hijau karena sebagian besar terdapat kawasan hijau.
Di antaranya kawasan hutan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), hutan Perum Perhutani, hutan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan hutan Perusahaan Besar Swasta (PBS).
Dimana destinasi wisata hijau di daerah itu ada yang dikelola oleh pengusaha, pemerintah desa dan masyarakat setempat.
"Semua destinasi wisata itu dengan panorama alam yang indah, hijau, dan asri juga menyehatkan tanpa polusi buruk," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pengembangan wisata hijau itu karena Kabupaten Lebak sebagai daerah penyangga Ibu Kota Jakarta.
Selain itu juga ditunjang kemudahan transportasi dengan beroperasi Computerline dan jalan tol Serang - Panimbang, sehingga bisa mendatangkan wisatawan domestik dan mancanegara.
Namun, pengembangan destinasi wisata hijau tersebut dengan menjaga keberlanjutan lingkungan sebagai identitas masyarakat Kabupaten Lebak yang masih kuat dan kental adat budaya.
Misalnya,kata dia, identitas adat budaya masyarakat Badui dan Banten Kidul yang hingga kini tetap menjaga dan mempertahankan lingkungan hijau.
"Kami tetap menjaga keberlanjutan hidup manusia dengan pengembangan wisata hijau untuk menangani polusi," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, saat ini, Pemkab Lebak juga fokus pengembangan pariwisata dengan menjaga warisan geologi, warisan ekologi dan warisan budaya menjadi taman bumi atau Geopark Bayah Dome.
Kehadiran Geopark Bayah Dome itu yang berlandaskan tiga pilar yaitu konservasi, edukasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat yang berkelanjutan.
"Kami optimistis dengan menjaga Geopark Bayah Dome menjadi unggulan pariwisata di Lebak," kata Imam.
Ia mengatakan, terkait isu global warming/pemanasan global, efek rumah kaca atau climate change (perubahan iklim) yang terjadi di belahan dunia itu tentu merupakan tanggung jawab bersama.
Pemerintah Kabupaten Lebak sebagai daerah konservasi sebagai penyumbang oksigen dengan luas tutupan hutan yg masih di atas 30 persen.
Namun demikian, pemerintah maupun dunia bisa berkeadilan bagi daerah sebagai penjaga ekosistem penyeimbang dan penyumbang oksigen guna meminimalisir perubahan iklim dengan memberikan bantuan intensifnya.
Apalagi, sekarang pemerintah pusat sudah mewajibkan green industri atau industri hijau yang menitik beratkan keseimbangan antara industrialisasi dengan konservasi.
"Kami tetap memfokuskan destinasi wisata hijau untuk
Baca juga: Wisatawan memadati kawasan masyarakat adat Badui
Baca juga: Sandiaga Uno: Desa Wisata Saba Budaya Badui masuk 50 terbaik ADWI
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023