"Salah satu hal yang menjadi perhatian dalam Pemilu 2024 adalah potensi maraknya berita bohong (hoaks), sehingga literasi digital diberikan untuk meningkatkan kemampuan individu agar lebih kritis dalam berpikir serta memahami informasi," kata Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Sulawesi Tengah, Chwarizmy Cindy, saat Lokakarya Literasi Digital di Aula SMKN 3 Palu, Selasa.
Baca juga: ANTARA berkomitmen jadi garda terdepan tangkal hoaks
Ia mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan di SMKN 3 Palu untuk memberikan edukasi dan pemahaman pemilih pemula terkait literasi digital dalam menangkal hoaks.
Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan bahwa literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, dan jaringan internet.
Baca juga: Polri-Antara sepakat perangi hoaks Pemilu 2024
Sementara itu, persentase kepemilikan dari pengguna internet berusia 16 sampai 64 tahun meliputi segala jenis smartphone 96.1 persen, smartphone basic 13.2 persen, laptop dan komputer pribadi 68.7 persen, tablet 18,0 persen, console game 15.1 persen.
"Ada beberapa penyalahgunaan media sosial yang paling sering ditemui yaitu berjudi atau taruhan, mengumpat dengan kata-kata kasar, berbagi foto korban kecelakaan, pencemaran nama baik, merundung atau mengintimidasi, mengunggah video tidak senonoh dan penyebaran informasi bohong," katanya.
Baca juga: Kominfo bagi tips tangkal hoaks dan disinformasi
Selain itu, menambah penguasaan kosa kata, dari berbagai informasi yang dibaca dan meningkatkan kemampuan verbal serta meningkatkan daya fokus individu sehingga tidak akan mudah mempercayai informasi hoaks, khususnya menjelang Pemilu serentak.
Sementara itu, Kepala SMKN 3 Palu, Hamka, menyampaikan ucapan terima atas penyelenggaraan lokakarya itu. "Saya sangat berterima kasih kepada Diskominfo Santik atas terselenggaranya kegiatan ini yang diikuti siswa kelas XII sebagai pemilih pemula yang dapat meningkatkan partisipasi mereka dalam pemilu nantinya," katanya.
Baca juga: WHO tangkal informasi menyesatkan COVID-19 lewat Wikipedia
Pewarta: Nur Amalia Amir
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2023