Kedua pihak memutuskan bahwa mengupayakan perpanjangan adalah tepat untuk memberikan waktu yang cukup guna menegosiasikan perjanjian yang kompleks dan teknis itu."
Seoul (ANTARA News) - Korea Selatan dan Amerika Serikat sepakat mengenai perpanjangan dua tahun perjanjian nuklir sipilnya yang ingin diubah untuk memungkinkan Seoul memproduksi bahan bakar nuklir sendiri, kata para pejabat Rabu.

Pakta yang ada saat ini, yang ditandatangani pada tahun 1974, sedianya akan berakhir tahun depan. Perpanjangan disepakati untuk memungkinkan perundingan-perundingan lagi mengenai topik panas yang membolehkan Korea Selatan untuk memproses ulang batang-batang bahan bakar.

"Kedua pihak mencapai kesepakatan sementara mengenai perpanjangan perjanjian saat ini dengan dua tahun dengan alasan bahwa mereka membutuhkan lebih banyak waktu," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cho Tai-Young kepada wartawan.

Korea Selatan berpendapat bahwa perlu untuk memproduksi bahan bakar nuklir sendiri untuk memasok pakan bagi 23 reaktor yang menyediakan sepertiga dari kebutuhan energi dan menguras stok batang bahan bakar bekas yang dikatakan telah mencapai kapasitas penuh.

Amerika Serikat telah menolak dengan alasan proliferasi, karena pengolahan kembali menciptakan stok plutonium terpisahkan yang kemudian dapat diperkaya menjadi kelas yang dapat digunakan untuk membuat senjata.

Penundaan penyelesaian isu kontroversial menghapus masalah utama perselisihan antara sekutu itu dilakukan sebelum kunjungan ke Washington oleh Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye pada 7-8 Mei.

Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri Patrick Ventrell hanya mengatakan bahwa Amerika Serikat ingin "berhati-hati" karena perjanjian masa depan akan diberlakukan untuk tahun-tahun mendatang.

"Kedua pihak memutuskan bahwa mengupayakan perpanjangan adalah tepat untuk memberikan waktu yang cukup guna menegosiasikan perjanjian yang kompleks dan teknis itu," kata Ventrell kepada wartawan.

Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa kedua negara akan melanjutkan pembicaraan mereka tentang perjanjian pada Juni, dengan putaran selanjutnya diadakan setiap tiga bulan.

Korea Selatan telah mengusulkan pyro-processing, teknik baru yang dianggap kurang kondusif untuk proliferasi saat meninggalkan plutonium yang dipisahkan dicampur dengan aman dengan bahan fisil.

Perihal memungkinkan Korea Selatan untuk memproduksi bahan bakar nuklir sendiri bisa menjadi lebih menjengkelkan Korea Utara yang jelas berusaha memajukan program senjata nuklir.

Hal ini telah menyebabkan meningkatnya seruan-seruan dari kalangan minoritas berpengaruh di Korea Selatan agar negara itu mampu untuk melakukan pencegahan sendiri, daripada terus bergantung pada payung nuklir Amerika Serikat. (AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013