Euro naik tipis menjadi 1,3013 dolar sekitar 22.00 GMT (Kamis 05.00 WIB), dari 1,2997 dolar pada waktu yang sama Selasa.
Namun dolar naik sedikit terhadap mata uang Jepang, menjadi 99,51 yen dari 99,48 yen pada akhir Selasa, sementara euro dibeli 129,50 yen, naik dari 129,30 yen.
"Sesi perdagangan cukup tenang tetapi ada sedikit kelemahan di dolar AS, yang jatuh tidak hanya terhadap euro, tetapi juga terhadap dolar Kanada, dolar Australia dan pound," kata Charles St-Arnaud dari Nomura seperti diberita AFP.
Pesanan barang tahan lama AS jatuh 5,7 persen dari Februari, Departemen Perdagangan melaporkan. Data terbaru Maret itu menunjukkan kelemahan di ekonomi terbesar dunia itu.
"Angka-angka pada pesanan barang tahan lama sangat lemah pagi ini. Sekalipun penurunan terutama berasal dari jatuhnya pesanan untuk pesawat sipil dan militer. Hal itu mengindikasikan sedikit kesuraman atas prospek ekonomi Amerika," katanya.
Sementara itu kepercayaan bisnis Jerman jatuh lebih besar dari perkiraan pada bulan ini. Indeks iklim bisnis yang dipantau erat lembaga ekonomi Ifo, jatuh menjadi 104,4 poin pada April dari 106,7 poin pada Maret.
Pedagang Gekko Markets Anita Paluch mengatakan bahwa "angka buruk mungkin cukup kondusif bagi ECB untuk mengambil beberapa tindakan dan menyediakan lebih banyak likuiditas dalam ekonomi mereka yang bermasalah."
ECB akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter pada 2 Mei.
Sementara itu, investor sedang menunggu pertemuan kebijakan bank sentral Jepang (BoJ) pada Jumat, yang merupakan pertemuan pertama sejak pelonggaran besar bank sentral.
Perdagangan lainnya, Pound diambil 1,5267 dolar, naik dari 1,5238 dolar pada akhir Selasa.
Dolar menguat terhadap mata uang Swiss, menjadi 0,9472 franc, dibandingkan dengan 0,9451 franc sehari sebelumnya.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013