Suriah telah bekerjasama dengan Brahimi dan akan terus melakukan itu dalam konteks dia hanya sebagai utusan PBB, sebab Liga Arab memihak persekongkolan melawan Suriah."
Damaskus (ANTARA News) - Pemerintah Suriah, Rabu (24/4), menolak peran apa pun oleh Liga Arab dalam penyelesaian krisis di negerinya, dan menyatakan Damaskus akan berhubungan dengan Utusan Gabungan PBB-Liga Arab Lakhdar Brahimi hanya sebagai wakil PBB.
"Suriah telah bekerjasama dengan Brahimi dan akan terus melakukan itu dalam konteks dia hanya sebagai utusan PBB, sebab Liga Arab memihak persekongkolan melawan Suriah," kata Kementerian Luar Negeri Suriah, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Sikap bermusuhan Pemerintah Suriah terhadap Liga Arab muncul setelah perhimpunan regional tersebut membekukan keanggotaan Suriah pada November 2011 sehubungan dengan penindasannya atas protes rakyat.
Liga Arab juga memberlakukan sanksi ekonomi dan politik atas Pemerintah Suriah dan menyeru anggotanya agar menarik duta besar mereka dari Damaskus.
Tak lama setelah itu, Liga Arab membekukan misi pemantauannya di Suriah, dengan alasan peningkatan tajam kerusuhan. Tapi Damaskus menyatakan Liga Arab melakukan tindakan tersebut hanya untuk menekan Dewan Keamanan PBB agar menyetujui campur tangan asing dalam masalah Suriah.
Pada Maret, Liga Arab memberikan kursi Damaskus kepada kelompok oposisi, Koalisi Nasional Suriah, dalam pertemuan puncak di Qatar, yang dihadiri oleh tokoh utama gerilyawan Suriah.
Presiden Suriah Bashar al-Assad mengecam Liga Arab dan keputusannya untuk menyerahkan kursi Suriah kepada oposisi, dan mengatakan kelompok itu "tak memiliki keabsahan".
Suriah menuduh banyak negara Arab terlibat langsung dalam krisis dua-tahun di negerinya, terutama Arab Saudi dan Qatar, yang secara terang-terangan telah menyampaikan dukungan mereka buat gerilyawan di tengah laporan barat bahwa negara itu telah menyediakan sangat banyak urang dan senjata buat gerilyawan.
Sebaliknya, negara pro-oposisi menuduh Iran dan gerilyawan Syiah di Lebanon, Hizbullah, membantu tentara pemerintah dalam memerangi gerilyawan.
Situasi yang rumit itu bertambah parah setiap hari, sementara pertempuran bertambah sengit di seluruh negeri tersebut dan pemboman menjadi makin sering. (C003)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013