Dolar Amerika Serikat (AS) menguat di awal sesi Asia pada Selasa.
Tokyo (ANTARA) - Dolar Amerika Serikat (AS) menguat di awal sesi Asia pada Selasa, sementara Aussie berada di bawah sedikit tekanan karena para pedagang mewaspadai keputusan suku bunga Reserve Bank of Australia (RBA) dengan taruhan bahwa suku bunga mungkin telah mencapai puncaknya.
Aussie turun 0,5 persen menjadi 0,6431 dolar AS di awal perdagangan. Data inflasi Juli yang lebih lemah dari perkiraan membuat pasar yakin bahwa suku bunga akan tetap bertahan di 4,1 persen ketika RBA mengumumkan keputusannya dalam beberapa jam ke depan, jauh lebih rendah dibandingkan suku bunga AS yang berada di kisaran 5,25-5,5 persen.
Pertemuan ini merupakan pertemuan terakhir Gubernur RBA Philip Lowe sebelum Michelle Bullock mengambil alih jabatan, dan fokusnya adalah pada apa yang dapat diperoleh dari prospek tersebut.
Australia memangkas perkiraan ekspor gandum pada Selasa, meskipun data transaksi berjalan menunjukkan bahwa untuk kuartal kedua volume seluruh ekspor membantu meningkatkan perekonomian.
Pasar mata uang stabil semalam, dengan volume yang berkurang karena libur AS dan sedikitnya data ekonomi untuk mengukur apakah siklus kenaikan suku bunga global juga akan berakhir.
Euro melayang lebih tinggi dari posisi terendah baru-baru ini dan stabil di 1,079 dolar AS di awal sesi Asia. Obligasi Pemerintah AS dibuka lebih rendah di Asia, setelah pasar tunai ditutup pada Senin (4/9), dengan imbal hasil 10-tahun naik 3 basis poin menjadi 4,20 persen.
Yen melemah semalam dan para analis memperkirakan akan bergerak menuju 150 per dolar AS, kecuali ada perubahan tajam dalam kesenjangan antara imbal hasil Jepang, yang dipatok mendekati nol, dan imbal hasil AS di atas 4,0 persen. Satu dolar terakhir dibeli 146,55 yen.
Lelang obligasi Pemerintah Jepang pada Selasa berpotensi mengubah keadaan, jika terjadi kesalahan dan imbal hasil melonjak – meskipun penurunan belanja rumah tangga dapat membatasi suku bunga.
“Saya percaya bahwa 150 mungkin akan dipertahankan lagi dan Kementerian Keuangan mungkin benar-benar ingin menanamkannya pada para pelaku pasar,” kata Bart Wakabayashi, Manajer Cabang State Street Bank di Tokyo, mengacu pada intervensi mata uang pemerintah.
Fokus lainnya adalah pada arah data yang memandu suku bunga di negara-negara barat dan apakah langkah-langkah stimulus yang diberikan di China mengarah pada peningkatan dukungan ekonomi oleh Beijing.
Relaksasi pembatasan pembelian rumah diperkirakan akan terjadi, dan China telah memangkas suku bunga sambil berupaya untuk menopang mata uangnya. Yuan bertahan di 7,2825 pada Selasa.
Data PMI (Indeks Manajer Pembelian) akan dirilis pada sesi ini, begitu pula harga produsen Eropa–meskipun cenderung tidak menyimpang banyak dari perkiraan yang dirilis sebelumnya–dan pesanan pabrik AS.
“Hal yang paling penting adalah bagaimana data di masing-masing negara berjalan, yang akan memberi informasi apakah siklus pengetatan ini benar-benar dilakukan–atau mungkin tidak,” kata Imre Speizer, ahli strategi di Westpac di Auckland. "Ini adalah permainan menunggu," katanya lagi.
Sterling berada di 1,2624 dolar. Dolar Selandia Baru tergelincir 0,2 persen ke level terendah satu minggu di 0,5926 dolar AS.
Baca juga: Dolar menguat setelah Moody's memangkas peringkat beberapa bank AS
Baca juga: Dolar AS jatuh setelah data menunjukkan inflasi kawasan euro melambat
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023