Pengembangan layanan Bandara Supadio masih terkendala karena tingkat ketebalan landasan baru mencapai 44 PCN (pavement classification number--red), sementara standar minimal untuk didarati pesawat berbadan lebar minimal PCN mencapai 80 persen,"
Pontianak (ANTARA News) - Pengembangan pelayanan PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Supadio, Pontianak, terkendala infrastruktur berupa tingkat ketebalan landasan pacu yang masih di bawah standar untuk disinggahi pesawat berbadan lebar.
"Pengembangan layanan Bandara Supadio masih terkendala karena tingkat ketebalan landasan baru mencapai 44 PCN (pavement classification number--red), sementara standar minimal untuk didarati pesawat berbadan lebar minimal PCN mencapai 80 persen," kata Chief Project Implementatition Unit Bandara Supadio Akbar Putra Mardhika, usai paparan kepada media bertajuk "Airport Visit 2013" di Pontianak, Rabu.
Menurut Akbar, kendala ketebalan aspal runway yang masih minim tersebut mengakibatkan ekspansi sejumlah maskapai penerbangan menjadi terbatas.
Ia menjelaskan, maskapai Mandala Airlines yang sudah sempat membuka rute Supadio hanya berlangsung selama 15 hari, namun kemudian menutupnya kembali karena alasan keamanan.
Selain itu, maskapai Air Asia yang sudah siap mengisi rute penerbangan langsung dari Kuala Lumpur menuju Pontianak dan Bandung, juga akhirnya mengurungkan niatnya karena PCN yang rendah.
"Pesawat berbadan lebar seperti Airbus A-320, Boeing 737-800 mensyaratkan tingkat PCN runway minimal 80 persen," ujar Akbar.
Untuk itu tambah Akbar, bandara Supadio hanya disinggahi pesawat maksimal jenis B 737-400, dan pesawat berbadan kecil seperti jenis ATR 70 yang dioperasikan oleh maskapai Kalstar, dan Sukhoi oleh Sky Aviation.
Sementara itu, Manajer Administrasi Komersial Bandara Supadio, Ali Pasha mengatakan saat ini sedang dilakukan penambahan (over lay) aspal runway.
"PCN runway pada akhir tahun 2013 diharapkan mencapai 55 persen. Pada tingkat ini sesungguhnya sudah bisa disinggahi pesawat jenis A-320 meskipun ada pembatasan muatan penumpang dan barang pada tingkat tertentu," ujarnya.
Ali menambahkan, pihaknya terus memacu pengerjaan tingkat ketebalan landasan pacu hingga mencapai 85 persen pada 2016.
Selain overlay, Ali mengatakan juga dilakukan penambahan panjang dan lebar runway.
Runway eksisting berukuran lebar 30 meter dan panjang 2.250 meter, akan dikembangkan menjadi ukuran 45 X 2.500 meter.
Ia menuturkan, pada awal tahun 2012 pengembangan Bandara Supadio dimulai dengan total investasi untuk pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung dengan total investasi sebesar Rp1,6 triliun.
Dari dana tersebut sebesar Rp450 miliar dialokasinan untuk pengembangan run way dan apron (tempat parkir pesawat), dan sebesar Rp1,1 triliun untuk fasilitas pendukung seperti gedung, pusat perbelanjaan, serta sekitar Rp100 miliar untuk pengembangan kargo.
Ditambahkan Ali, perluasan terminal dan landasan baru yang diharapkan rampung pada akhir 2015 tersebut akan meningkatkan kapasitas penumpang hingga 3,8 juta orang per tahun, dari saat ini sekitar 2,2 juta penumpang per tahun.
"Pembangunan bandara Supadio sangat mendesak, karena sudah sejak 2008 melebihi kapasitas," ujarnya.(*)
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013