... jarak pemukiman warga dengan ujung landas pacu itu sangat dekat... "Palembang (ANTARA News) - Dua personel TNI AU di Pangkalan Udara Palembang terluka parah setelah terlibat bentrokan saat merelokasi pemukiman warga di ujung landas pacu pangkalan udara itu, Rabu. Bentrok bermula saat warga memprotes relokasi, karena mereka merasa telah lama bermukim di sana.
Selain dua personel Korps Pasukan Khas TNI AU itu, ada juga dua warga setempat di pemukiman itu yang terluka. Kedua warga sipil masih dirawat di RS Bhayangkara, Palembang, sementara kedua personel TNI AU itu dirawat di RS TNI AU setempat.
Menurut informasi sumber, klaim warga sipil atas tanah di dalam lingkungan pangkalan udara itu telah lama terjadi. TNI AU diketahui memiliki sertifikat hak milik atas lebih dari 752 Hektare lahan di pangkalan udara itu.
"Sebagian telah dilepas untuk kepentingan warga. Masalahnya, ke-66 kepala keluarga yang tetap berkeras tidak mau direlokasi ini bermukim di ujung landas pacu, bisa membahayakan keselamatan mereka dan penerbangan secara umum," kata sumber itu.
Sumber itu menjelaskan, jarak pemukiman warga dengan ujung landas pacu sangat dekat. "Telah disiapkan, tinggal relokasi saja," kata sumber itu.
Kedua personel Korps Pasukan Khas TNI AU yang luka parah itu adalah Prajurit Satu Astrio Windarto (tertembak senapan locok di rusuk kanan) dan Prajurit Rohmadi, yang diparang kepalanya oleh warga.
Menurut warga, mereka tidak mau direlokasi begitu saja. "Saya sudah peringatkan mereka untuk mundur jika tidak mau terjadi bentrok," kata Ketua RT032, Mustakim, kepada sejumlah wartawan yang mendatangi tempat kejadian.
Diperingatkan demikian, para anggota TNI AU yang ditugaskan itu, menurut versi Mustakim, semakin bersemangat memajukan alat berat penggusuran, berujung perlawanan dari warga. Warga makin merangsek kepada puluhan personel TNI AU itu hingga diletuskan tembakan peringatan ke udara agar jangan menjadi brutal.
Kepala Polres Kota Palembang, Komisaris Besar Polisi Sabaruddin Ginting, dan Komandan Kodim 0418/Palembang, Letnan Kolonel Dodi Herardi, turun ke lokasi untuk berdialog dengan warga. "Kami menerima masukan dari warga untuk memperbaiki situasi," jelas Ginting. Sementara Herardi meminta masyarakat tenang dan jangan terprovokasi.
(FN/M033)
Pewarta: Muhammad Suparni
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013