Pada laga final, petenis berusia 23 tahun itu menang atas Shin Sanhui 4-6, 6-4, retired. Unggulan keenam asal Korea Selatan itu mengalami kram perut dan tak mampu meneruskan perlawanan di game pembuka set penentu.
"Sengaja saya dropshot untuk mengejutkannya. Mungkin gerakannya terlalu eksplosif saat mengejar bola hingga menarik otot perutnya," kata Justin dilansir dari keterangan resmi, Senin.
Prestasi ciamik di Hong Kong tersebut merupakan gelar juara tunggal perdana bagi petenis kidal itu. Gelar yang diraih saat ini juga melengkapi koleksi sembilan gelar juara ganda turnamen level ITF World Tennis Tour.
"Tak pernah menyangka bisa juara karena saya harus berjuang melalui babak kualifikasi dan melakoni match yang panjang," ungkap Justin
Sebelum menyegel gelar juara, Justin tampil dominan dengan memenangi tujuh pertandingan hingga menuju babak final.
Baca juga: Justin Barki/Thiemo de Bakker juara Harum Energy World Tennis Seri II
Hasil ini menobatkan Justin sebagai petenis putra Indonesia pertama yang memenangi perhelatan ITF Men's World Tennis Tour level hadiah total 25.000 dolar AS.
Gelar juara ini memberi tambahan 25 poin dan bakal melambungkan peringkat ATP singlenya ke kisaran 680-an dengan total 42 poin pekan depan.
Usai juara, Justin langsung bergegas menuju Shanghai, China untuk menekuni studi bahasa.
"Harusnya sudah masuk (studi) mulai hari ini," kata Justin.
Baca juga: Rifqi Fitriadi raih tiket ke semifinal Amman BNI M25K seri II
Baca juga: Aldila/Kato lolos ke babak kedua US Open 2023
Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023