Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo menyampaikan kepada Bank Dunia mengenai harapan dari negara-negara berkembang untuk terciptanya sistem keuangan global yang lebih adil.
"Saya yakin Presiden Banga (Presiden Bank Dunia Ajay Banga) menyadari berbagai kritik pada Bank Dunia, termasuk oleh Sekjen PBB terkait kurangnya perhatian pada kepentingan negara berkembang," ujar Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan Presiden Bank Dunia Ajay Banga di Istana Merdeka, Jakarta, Senin.
Indonesia dan negara berkembang lain, kata Jokowi, menaruh harapan besar pada Bank Dunia agar mampu mewujudkan sistem keuangan global yang lebih adil.
"Indonesia dan negara berkembang lain menaruh harapan besar kepada Anda untuk wujudkan sistem keuangan global yang lebih adil bagi semua, terutama bagi negara berkembang," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, saat ini situasi ketidakpastian global berpengaruh pada pembangunan di negara berkembang.
Untuk itu, kata Jokowi, perlu adanya kolaborasi lintas pemangku kepentingan untuk menghadapi situasi tersebut.
"Saya ingin jajaki potensi kolaborasi Bank Dunia dengan Indonesia dan ASEAN untuk jawab tantangan tersebut," kata dia.
Jokowi juga menyampaikan komitmen Indonesia dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
Ia mendorong penguatan komitmen untuk merealisasikan pembiayaan dan investasi dalam transisi energi dan ekonomi hijau.
"Berbagai terobosan telah kami lakukan, termasuk pengembangan EBT dan upaya penerapan pajak karbon. Akan tetapi, tidak semua negara dapat penuhi kebutuhan pembiayaan hijau," kata Jokowi.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut, yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury.
Baca juga: Jokowi: RI siap dukung infrastruktur ketahanan pangan Kamboja
Baca juga: Jokowi tegaskan dukungan untuk keanggotaan Timor Leste di ASEAN
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023