Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu sore bergerak melemah tipis sebesar dua poin seiring dengan penjagaan Bank Indonesia (BI).
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore bergerak melemah nilainya sebesar dua poin menjadi Rp9.717 dibanding posisi sebelumnya (Selasa, 23/4) di Rp9.715 per dolar AS.
"Bank Indonesia menahan pelemahan kurs rupiah lebih dalam terhadap dolar AS seiring dengan sentimen eksternal yang cenderung negatif terutama dari Eropa," ujar pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan neraca perdagangan Indonesia yang masih mencatatkan defisit juga masih membebani penguatan rupiah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2013 defisit sebesar 327,4 juta dolar AS.
"Pemerintah harus dapat mengendalikan harga BBM bersubsidi sehingga dapat meringankan neraca perdagangan Indonesia dan rupiah berpotensi menguat," katanya.
Namun, ia mengatakan hasil lelang surat berharga negara (SBN) yang mencatatkan hasil positif atau kelebihan permintaan sebanyak 3,2 kali menjadi salah satu faktor penahan nilai tukar domestik melemah lebih dalam.
Analis Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan pelemahan nilai tukar rupiah tertahan oleh kenaikan investasi langsung luar negeri atau "foreign direct investment" (FDI) Indonesia yang naik pada kuartal pertama tahun ini.
Ia mengemukakan investasi langsung luar negeri di Indonesia naik sebesar 27,2 persen menjadi 6,7 miliar dolar AS, dibanding kuartal pertama di 2012.
Ia menilai sentimen negatif global masih membayangi nilai tukar domestik untuk menguat. Penurunan indeks manufaktur China dan Jerman menjadi salah satu faktor negatif bagi pasar uang di dalam negeri.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu ini tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp9.727 dibandingkan posisi sebelumnya (23/4) di Rp9.727 per dolar AS.
(KR-ZMF/B008)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013