"Pelemahan nilai tukar rupiah dipicu eksternal yang cenderung negatif," kata analis Trust Securities, Reza Priyambada.
Namun, lanjut dia, kenaikan investasi langsung dari luar negeri (Foreign Direct Investment/FDI) selama kuartal pertama tahun ini masih bisa menahan pelemahan nilai mata uang domestik.
Ia mengatakan, investasi asing langsung di Indonesia pada kuartal pertama 2013 naik 27,2 persen menjadi 6,7 miliar dolar AS dari kurun yang sama tahun lalu.
Reza menjelaskan pula bahwa sentimen negatif global masih membayangi nilai tukar mata uang domestik, termasuk di antaranya penurunan indeks manufaktur China dan Jerman.
"Kondisi itu membuat pelaku pasar jadi pesimis terhadap upaya pemulihan lebih lanjut pada semester I tahun ini," katanya.
Selain itu, lanjut dia, ada sentimen negatif tambahan dari kondisi politik Italia yang kurang stabil, yang akan membuat nilai tukar euro terhadap dolar AS tertekan dan berdampak pada rupiah.
Meski demikian, kata Reza, beberapa data ekonomi AS yang tidak memperlihatkan kemajuan bisa menjadi sentimen negatif bagi dolar AS membuka peluang penguatan rupiah masih ke depan.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013