Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memperkenalkan spot mancing di Pantai Grajagan melalui Festival Memancing dan diikuti ratusan pemancing dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri, Minggu.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengemukakan bahwa Banyuwangi memiliki banyak tempat memancing yang menjadi pusat nelayan dengan berbagai aktivitasnya.
"Banyuwangi memiliki garis pantai sepanjang 175 km yang memiliki potensi perikanan tangkap dan wisata bahari yang luar biasa. Kami ingin memperkenalkan Banyuwangi sebagai surga sport fishing dan lumbung ikan laut di Indonesia," ujar Ipuk.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi Alief R Kartiono mengatakan kompetisi ini diikuti oleh pemancing asal Malaysia, China, Australia, hingga Korea Selatan. Mereka bersaing dengan pemancing nusantara seperti Jakarta, Kudus, Surabaya, Kalimantan Timur, Bali, Sumbawa, Lombok, dan lainnya.
Dia menyebutkan, Setiap tim terdiri dari empat orang pemancing yang memperebutkan total hadiah puluhan juta rupiah.
"Ada 80 tim dari luar Banyuwangi, bahkan banyak pula yang dari luar negeri. Mereka sangat antusias mengikuti kompetisi ini karena tantangannya besar dan pemandangannya indah," kata Alief.
Ikan tangkapan terbesar didapat oleh tim PNC Surabaya dengan jenis ikan kurisi bagong dengan berat total 21,2 kg. Ini merupakan rekor baru dalam sejarah Grajagan Fishing Festival, karena dua kali lipat dari pemenang tahun lalu.
Selanjutnya dari Tim Sumber Jaya Jember dan Fishing Wisata Banyuwangi yang mendapat ikan jenis GT dan tuna gigi anjing dengan berat masing-masing 10,9 kg dan 8,2 kg.
Salah seorang peserta, Cepi Anwar yang juga host program Mancing Mania mengatakan laut Grajagan menawarkan sensasi mancing yang luar biasa.
"Laut Grajagan ini sangat indah dan kaya akan ikan-ikan besar yang menjadi tantangan bagi para angler. Teknik jigging ini sangat cocok untuk mencari sensasi mancing di laut dalam. Banyuwangi memang surganya sport fishing," kata Cepi.
Baca juga: Karimun promosi wisata melalui lomba memancing
Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023