Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani meresmikan dua sanggar inklusi bagi anak berkebutuhan khusus dalam kunjungan kerja di Jawa Tengah, Minggu.
Dua sanggar tersebut yakni Sanggar Inklusi Kinasih Wijaya di Kartasura, Sukoharjo dan Sanggar Inklusi Kasih Sayang Bunda di Kecamatan Mojolaban.
Peresmian tersebut turut dihadiri oleh Bupati Sukoharjo Etik Suryani, Wali Kota Solo Gibran Rakabumingraka dan Anggota DPR RI Johan Budi. "Maka dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim saya resmikan Sanggar Inklusi Kinasih Wijaya dan Kasih Sayang Bunda," kata Puan dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta.
Menurut Puan, penting bagi anak-anak berkebutuhan khusus mendapat perhatian dan pendampingan baik dari orang tua dan lingkungan sekitar. Dengan adanya hal itu, diharapkan bisa membantu anak berkebutuhan khusus dalam menjalani hidup sehari-harinya dengan mandiri.
"Anak-anak dengan kebutuhan khusus yang ada di sanggar inklusi adalah anak-anak kita juga, mereka adalah anak-anak Indonesia. Mereka berhak untuk turut menjadi bagian dan merasakan manfaatnya dari kemajuan Indonesia yang sedang dan akan terjadi," kata mantan Menko PMK itu.
Puan menilai, hadirnya sanggar-sanggar inklusi bagi ABK akan memberikan edukasi dan pemahaman bagi para orang tua dalam memberikan pola asuh yang tepat. Karena anak dengan kebutuhan khusus memiliki pendekatan dan kecakapan pada anak umum lainnya.
"Jadi kepada para orang tua yang hadir tetap semangat, kita akan bergotongroyong untuk membantu anak-anak Bapak Ibu semua. Kepada para terapis, saya sampaikan apresiasi atas kerja kerasnya selama ini dan juga perlu tetap semangat untuk ke depannya terus membantu anak-anak kita di sanggar inklusi," tutur Puan.
Baca juga: Puan sebut akan jajaki peluang kerja sama dengan Demokrat
Baca juga: Puan ucapkan selamat untuk duet Anies-Cak Imin
Ditambahkan-nya, inklusi dalam pendampingan anak dengan kebutuhan khusus sangat penting, sebab makna dari inklusi ialah mengajak masuk atau mengikutsertakan. Dengan membangun lingkungan yang inklusi dan berkelanjutan, Puan berharap ABK bisa mengekspresikan dirinya di lingkungan sekitar.
"Di dalam sebuah ruang yang inklusif, kita membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang memiliki sifat terbuka yang tidak membatas-batasi, yang melibatkan semuanya," ungkap cucu Bung Karno tersebut.
"Kita yang harus bisa memahami kebutuhan khusus mereka kita yang harus bisa menyesuaikan cara dalam memberikan pendidikan kepada mereka kita yang harus bisa beradaptasi dengan apa yang mereka perlukan dan butuhkan," sambung Puan.
Sanggar Inklusi Kinasih Wijaya dan Sanggar Kasih Sayang Bunda memiliki pendekatan yang mengedepankan peran dari orang tua dalam mengasuh anak. Hal itu penting untuk nantinya berpengaruh pada perkembangan sikap dan mental anak berkebutuhan khusus.
Orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus tentunya akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengasuh anaknya. Oleh sebab itu Puan menilai diperlukan banyak dukungan bagi orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus.
"Kita semua harus bergotong royong untuk memastikan bahwa anak-anak kita yang memiliki kebutuhan khusus mendapat perhatian dan pendampingan yang khusus yang dapat membuat mereka tetap aktif dan produktif dalam kehidupan bermasyarakat," ucapnya.
Lebih lanjut, Puan mendorong Pemerintah agar memperhatikan setiap anak berkebutuhan khusus karena mereka adalah bagian dari masa depan bangsa. Ia mengatakan Indonesia yang berlandaskan gotong royong harus berpihak terhadap warga negaranya yang membutuhkan bantuan. Termasuk kepada anak-anak yang ikut di sanggar inklusi.
"Indonesia adalah negara gotong royong dan dalam negara gotong royong maka tidak ada rakyatnya yang ditinggal, tidak ada rakyatnya yang diacuhkan," tegas Puan.
Puan sendiri mendorong setiap kepala daerah untuk membangun sanggar-sanggar inklusi. Hal tersebut dinilai sebagai bentuk kehadiran Pemerintah terhadap anak berkebutuhan khusus. Ia pun mendukung agar di setiap Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo memiliki satu sanggar inklusi.
“Kita semua akan bergotong royong agar anak berkebutuhan khusus ini bisa berperan bagi pembangunan negara sesuai peran dan porsi-nya," imbau Puan.
Baca juga: Puan: SIPA berhasil “branding” Solo sebagai kota seni pertunjukan
Dengan diresmikan kedua sanggar inklusi itu, Puan berharap akan memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi para orang tua dalam membina anak dengan kebutuhan khusus. Sehingga tidak menjadi pribadi yang tertutup dari dunia luar.
Dalam kunjungan kerjanya di Jawa Tengah. Dalam momen peresmian sanggar inklusi itu, Puan mendapat puisi spesial dari anak berkebutuhan khusus (ABK).
Saat tiba di Sanggar Kinasih Wijaya, Puan disambut sejumlah anak berkebutuhan khusus. Salah satunya adalah Wirendra yang kemudian membacakan puisi untuk Puan.
Dalam puisinya, Wirendra mengungkapkan rasa syukur karena kini ia sudah bisa mandiri dalam menjalankan aktivitasnya berkat berbagai program inklusi. Puan mendengarkan Wirendra saat membacakan puisi sambil duduk di lantai agar bisa sejajar dengan anak laki-laki berusia 9 tahun itu.
Terlihat mata Puan berkaca-kaca ketika mendengarkan Wirendra membacakan puisi. Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu tampak terharu dan bangga melihat Wirendra membacakan puisi dengan indah, meski dalam keterbatasannya.
“Bagus sekali. Kamu sehat-sehat terus ya,” kata Puan sambil mengangkat dua jempol-nya memuji penampilan Wirendra.
Setelah mendengar Wirendra berpuisi, Puan lalu mengitari lingkungan sanggar dan menyapa para orang tua anak berkebutuhan khusus yang hadir dalam peresmian. Puan juga terlihat berbincang dengan seorang anak bernama Abdul Rahman Nawawi (10) yang menderita penyakit Hidrosipalus.
Sementara itu Bupati Sukoharjo Etik Suryani yang mendampingi Puan berharap dengan hadirnya dua sanggar inklusi baru untuk anak berkebutuhan khusus di wilayah Sukoharjo akan memberikan dampak positif bagi para orang tua yang ingin memiliki edukasi tentang bagaimana mendampingi anak berkebutuhan khusus.
"Dulu sebelum ada sanggar inklusi anak-anak berkebutuhan khusus, keluarganya malu mempunyai putra putri seperti itu. Sekarang mereka senang dan aktif untuk bawa anak-anaknya untuk bersosialisasi, karena itu merupakan terapi yang baik bagi anak berkebutuhan khusus," ucap Etik.
Dari 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sukoharjo, kata Etik, sudah ada 11 sanggar inklusi yang dibangun.
"Tinggal di Kecamatan Tawangsari, saat ini proses pembangunan," ujarnya.
Dalam agenda peresmian sanggar, Puan turut didampingi oleh Wali Kota Solo Gibran Rakabumingraka. Bahkan, keakraban keduanya terlihat saat putra Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu menjemput Puan untuk sarapan bersama sebelum berangkat ke lokasi peresmian sanggar inklusi.
Puan dan Gibran terlihat akrab dan bersahabat saat keduanya menyantap soto sebagai menu makanan sarapannya. Momen hangat itu pun diunggah Puan di media sosialnya.
"Di Solo sebutannya 'ngiras' artinya makan di tempat favorit. Pagi ini pilihannya ke Soto Gading sama Mas Wali @Gibran_rakabumingraka. Kayaknya kita lagi serius ya, padahal kita lagi bahas mendingan makan soto ayam apa soto daging," tulis Puan dalam postingannya.
Usai sarapan bersama, Puan dan Gibran terlihat satu mobil menuju lokasi peresmian Sanggar Inklusi Kinasih Wijaya. Puan lalu menceritakan isi obrolannya dengan Gibran saat bermobil bersama menuju Sanggar Inklusi Kinasih Wijaya yang berada di wilayah tetangga Kota Solo.
“Tadi sempat satu mobil dengan mas Wali Gibran. Ini tempatmu ya? Oh nggak bu, ini sudah Kabupaten Sukoharjo. Bergerak sedikit saja sudah beda daerah, hebat," kata Puan.
Ketika peresmian sanggar, Puan dan Gibran tampak duduk bersebelahan diapit oleh Bupati Sukoharjo Etik Suryani dan anggota Komisi II DPR RI Johan Budi.
Kebersamaan keduanya juga terlihat saat Gibran mengantar Puan menuju mobil untuk mengikuti rangkaian kegiatan selanjutnya dalam kunjungan kerja ke Solo, Klaten dan Wonogiri. Gibran pamit tidak bisa ikut menemani karena dijadwalkan akan hadir untuk mengikuti acara bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Colomadu, Solo.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023