New York City (ANTARA) - Kekayaan air bawah tanah telah membantu menciptakan kota-kota yang luas dan lahan pertanian yang melimpah di Amerika Serikat (AS). Namun prilaku warga AS yang menyia-nyiakan warisan tersebut dengan penggunaan yang berlebihan telah menguras serta merusak akuifer di seluruh negara itu, demikian dilaporkan The New York Times (NYT) dalam sebuah berita tajuk utama di edisi cetaknya, Sabtu (2/9).
Surat kabar tersebut menganalisis ketinggian air yang dilaporkan di 84.544 sumur pemantauan yang diperiksa trennya sejak 1920, dan mengungkapkan adanya krisis yang mengancam kemakmuran Amerika, di mana "hampir separuh dari lokasi-lokasi tersebut mengalami penurunan yang signifikan dalam 40 tahun terakhir lantaran lebih banyak air yang dipompa keluar daripada yang dapat diisi kembali oleh alam."
"Dalam satu dasawarsa terakhir, empat dari setiap 10 lokasi mencapai level terendah sepanjang masa. Tahun lalu merupakan yang terburuk," sebut berita itu.
"Sumber daya pemberi kehidupan di Amerika telah terkuras di sebagian besar negara ini, dan dalam banyak kasus, sumber daya itu tidak dapat pulih kembali. Pertanian industri besar dan kota-kota besar menguras akuifer yang dapat memakan waktu berabad-abad atau milenium untuk terisi kembali, kalaupun masih dapat pulih."
Banyak dari akuifer yang memasok 90 persen dari sistem air di AS, dan yang telah mengubah bentangan luas Amerika menjadi beberapa lahan pertanian paling subur di dunia, sedang mengalami penyusutan yang parah, ungkap NYT, seraya menambahkan bahwa "penurunan ini menghadirkan ancaman kerusakan yang tidak dapat dipulihkan bagi ekonomi dan masyarakat Amerika secara keseluruhan."
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023