Jakarta (ANTARA) -
Prancis mengambil pelajaran berharga usai gugur di fase grup Piala Dunia FIBA 2023 untuk menjadi bahan evaluasi dan diperbaiki pada kompetisi basket dunia nan bergengsi lainnya, yaitu Olimpiade Paris 2024.

"Mungkin sudah sedikit terlambat saat ini untuk memperbaiki sisi pertahanan. Kami punya waktu satu tahun untuk memperbaikinya sebelum Olimpiade," kata pemain Prancis yang mencetak skor tertinggi saat melawan Pantai Gading Isaia Cordinier usai laga di Indonesia Arena Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu.

Prancis menjalani pertandingan terakhirnya di Piala Dunia FIBA 2023 pada babak klasifikasi Grup P dengan kemenangan 87-77 melawan Pantai Gading.

Mereka sudah mendapatkan vonis tak punya kesempatan lolos ke babak selanjutnya di piala dunia bola basket bahkan pada gim kedua. Kekalahan dari Kanada di gim pertama dan kalah oleh tim debutan Latvia di pertandingan kedua telah memupuskan harapan Rudy Gobert dkk dalam perjalanan mereka di Piala Dunia FIBA 2023.

"Kami harus berkaca pada penampilan kami, dan kembali ke standar permainan kami," lanjut Cordinier.

Pelatih Prancis Vincent Collet menyebut timnya tidak bermain dengan baik pada laga pamungkas yang cukup sulit. Dia menyebut Prancis memiliki pertahanan yang buruk di kuarter pertama dan membiarkan pemain Pantai Gading menerobos dan mencetak angka.

"Saya pikir kami bermain lebih baik saat melawan Iran. Hari ini sedikit lebih sulit untuk bertahan. Kami lemah di kuarter awal, kami biarkan mereka menerobos dan menggapai ring yang merupakan keunggulan utama mereka. Kami akhirnya memulai kuarter tiga dengan baik, sempat jatuh lagi, dan menyelesaikan gim dengan cara yang benar untuk menang," kata Vincent Collet.


Baca juga: Akhiri Piala Dunia FIBA di Indonesia, Prancis kalahkan Pantai Gading

Sementara itu Kepala Pelatih Pantai Gading Dejan Prokic mengaku bangga dengan perjuangan para pemainnya yang mampu memberikan perlawanan sehingga cukup merepotkan tim sekelas Prancis.

"Para pemain kami memberikan segalanya pada hari ini. Saya kira kami bisa bangga dengan permainan bola basket yang kami tunjukkan hari ini," katanya.

"Kami hanya kehilangan fokus di beberapa menit akhir pertandingan, sisanya sangat menyenangkan buat saya," tambah Collet.

Pemain Pantai Gading Maxence Dadiet menyebut permainan timnya di piala dunia kali ini tak mengecewakan karena bisa memberikan perlawanan yang sengit ke tim-tim besar seperti Prancis dan Brazil meskipun akhirnya kalah dari mereka.

"Ini merupakan piala dunia pertama saya dan sebuah transisi bagi negara kami. Kami memiliki pemain muda dan berpengalaman. Saya pikir kami menunjukkan hal yang baik dan kami akan mengambil pelajaran dari kompetisi ini," kata Maxence.

Baca juga: Pelatih Latvia: Menang dari Spanyol kemenangan besar, malam istimewa
Baca juga: Brasil kalahkan Kanada, semua tim Grup L berpeluang ke perempat final

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023