Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan Indonesia merasa prihatin dan menyesalkan kesewenang-wenangan Israel yang menangkapi puluhan pejabat dan anggota parlemen Palestina dalam sejumlah serangan di Tepi Barat Sungai Yordan. "Sejak dulu Indonesia berada di belakang Palestina. Jadi setiap kesewenang-wenangan Israel pasti Indonesia prihatin dan turut menyesalkan kejadian itu. Kita selalu berada di pihak perjuangan Palestina. Apa pun yang terjadi, selama hal itu kesewenang-wenangan, seperti menangkap orang, itu kan tidak pantas," katanya di Jakarta, Jumat. Namun, ia meminta kedua belah pihak memiliki niat untuk berdamai karena kalau terus-menerus seperti itu, konflik tidak akan selesai. "Soal Palestina tidak bisa diselesaikan dengan imbauan tapi (pihak-pihak yang terlibat) harus duduk berunding," katanya. Terkait dengan aksi Israel itu, kantor-kantor berita transnasional mengutip sejumlah pejabat keamanan Palestina melaporkan militer Zionis itu telah menahan lebih dari 20 menteri dan anggota parlemen Palestina dalam serangan malam di Tepi Barat Sungai Yordan. Wakil Perdana Menteri Palestina, Nasser Shaher, dan Menteri urusan Agama Nasser Nayef Rajoub termasuk di antara yang ditangkap Kamis pagi (29/6) dalam serangan Israelyang ditujukan ke sebuah bangunan di Ramalah --tempat para menteri berkumpul Rabu malam (28/6) -- serta beberapa tempat di beberapa bagian kota Khalil (Hebron) di bagian selatan Tepi Barat. Di kota Ramalah, Tepi Barat, tentara Israel menangkap Menteri Tenaga Kerja Mohammed Barghouthi dan suara tembakan belakangan terdengar di kota kecil itu, kata beberapa pejabat dan saksi. Di tempat lain di wilayah tersebut, tentara menciduk walikota Hamas, wakilnya dan seorang anggota parlemen di kota kecil Qalqilya. Dua pejabat lain Hamas ditangkap di Tulkarem, yang berdekatan, kata beberapa pejabat Palestina. (*)

Copyright © ANTARA 2006