Di 3 bulan pertama baru tercapai 167 sumur, namun dalam waktu 4 bulan bisa bertambah 260 sumur.
Jakarta (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat telah menyelesaikan pemboran 427 sumur pengembangan hingga Juli 2023.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi pada periode yang sama di 2022 sebanyak 419 sumur.
Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, menyampaikan terdapat perkembangan yang signifikan terkait progres pemboran sumur pengembangan.
"Di 3 bulan pertama baru tercapai 167 sumur, namun dalam waktu 4 bulan bisa bertambah 260 sumur, sehingga di bulan Juli 2023 secara total menjadi 427 sumur," ujar Wahju.
Wahju memperkirakan hingga akhir 2023, jumlah pemboran sumur pengembangan diproyeksikan terealisasi 919 sumur dari target 991 sumur. Beberapa hal yang menjadi tantangan dalam pemboran sumur pengembangan ialah ketersediaan rig yang sesuai dengan kebutuhan serta saat ini kompetisi mendapatkan alat pemboran tersebut sangat ketat, sehingga berdampak pada peningkatan harga.
"SKK Migas dan KKKS (kontraktor kontrak kerja sama) berusaha keras agar semua kebutuhan rig dapat terpenuhi dengan tetap melakukan optimalisasi biaya yang telah ditetapkan, karena kami juga ingin menjaga biaya-biaya operasional hulu migas tetap efisien sehingga masih masuk dalam koridor biaya yang telah ditetapkan dalam cost recovery yang telah ditetapkan oleh pemerintah," ujar Wahju.
SKK Migas mengapresiasi atas sinergi dan kolaborasi antar KKKS dengan melakukan kontrak payung untuk jenis rig yang sama, sehingga dapat digunakan oleh banyak KKKS dengan hanya satu payung kontrak.
"Hal ini juga memberikan efisiensi biaya yang signifikan dan tentu saja kepastian ketersediaan rig," katanya.
Lebih lanjut, Wahju menyampaikan saat ini SKK Migas dan KKKS mengoptimalkan pekerjaan pemboran dan proses mobilisasi maupun demobilisasi rig dari satu lokasi ke lokasi lain dalam wilayah kerja yang sama maupun ke wilayah kerja KKKS lain yang masuk dalam kontrak payung penggunaan rig tersebut.
"Agar rig optimal, selain kami melakukan optimalisasi penggunaan rig agar sesuai dengan jadwal yang ada, kami juga melakukan upaya agar proses mobilisasi maupun demobilisasi rig bisa semakin dioptimalkan," kata Wahju lagi.
Pekerjaan pemboran sumur pengembangan yang masif tersebut juga harus menjaga aspek health, safety & environment (HSE). Terkait hal tersebut, Wahju bersyukur bahwa sejak triwulan-II 2023 hingga saat ini semua kegiatan bisa berjalan lancar tanpa kendala. Dampaknya ialah rig yang ada dapat dioptimalkan, sehingga penyelesaian pemboran sumur pengembangan sejak April 2023 hingga saat ini jumlahnya bertambah secara signifikan.
"Kami menjaga agar 919 sumur bisa dibor, bahkan kami juga berupaya melakukan lebih agar jumlah sumur pengembangan yang berhasil dibor di akhir tahun 2023 dapat lebih mendekatkan di angka target 991 sumur agar entry level produksi minyak dan gas di awal tahun 2024 pada tingkat yang optimal," ujar Wahju.
Selain pemboran sumur pengembangan, SKK Migas juga mengungkapkan aktivitas utama eksploitasi yang lainnya, yakni pekerjaan workover dan well service. Untuk workover, capaian hingga Juli 2023 sebanyak 472 sumur atau sudah mencapai 57 persen dari target 2023 yang sebanyak 834 sumur.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama di 2022 sebanyak 382 sumur, SKK Migas mencatat secara year on year terdapat peningkatan sebesar 124 persen. Untuk kegiatan well service, dari target 33.182 kegiatan sudah terealisasi 19.386 kegiatan atau tercapai 58 persen atau secara year on year mencapai 111 persen.
Baca juga: Pertamina serahkan rencana pengembangan sumur ke SKK Migas
Baca juga: SKK Migas: 348 sumur pengembangan telah dibor pada semester I 2022
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023