Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi nasional yang positif menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi, sehingga hanya turun tujuh poin menjadi Rp9.715 per dolar AS.

"Rupiah melemah tipis, tertahan ekonomi Indonesia yang masih positif," kata analis Trust Securities, Reza Priyambada.

"Rupiah kembali melemah dipicu kondisi eksternal yang masih negatif setelah pertemuan G20 tidak mensinyalkan adanya pertentangan terhadap kebijakan stimulus Jepang," tambah dia.

Ia mengatakan, penurunan nilai yen memberikan kesempatan bagi dolar AS untuk menguat setelah sempat mengalami pelemahan akibat ekspektasi The Federal Reserve Amerika Serikat masih mempertahankan program pembelian obligasi.

Reza juga mengatakan, pelemahan rupiah masih terbatas karena pada kuartal pertama 2013 aliran investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) Indonesia naik 27,2 persen (YoY) menjadi 6,7 miliar dolar AS.

"Data-data AS yang tidak memperlihatkan kemajuan atau masih dalam perlambatan akan menekan dolar AS sehingga potensi penguatan rupiah masih cukup besar," kata dia.

Ekonom Lana Soelistianingsih menambahkan, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi triwulan pertama 2013 mencapai Rp93 triliun atau naik 30,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Naiknya investasi ini membuat ekspektasi pertumbuhan ekonomi periode itu masih cukup tinggi antara 6,2 persen-6,3 persen," katanya.




Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013