Mudah-mudahan kalau bioskop adaBanda Aceh (ANTARA) - Para sineas Aceh membutuhkan lebih banyak ruang untuk pemutaran film di Tanah Rencong, meskipun bukan berupa bioskop seperti di daerah lainnya.
"Saya pikir tidak mesti bioskop, yang penting ada tempatnya untuk sineas memutar film dan penonton mendapatkan hiburan," kata Andi Saputra, Ketua Yayasan Gotong Royong Kreatif--lembaga yang bergerak dalam bidang perfilman--, di Banda Aceh, Jumat.
Andi mengapresiasi dengan telah dihadirkannya ruang-ruang publik seperti taman budaya dan tempat lainnya di Banda Aceh yang selama ini bisa digunakan para sineas Aceh memutar film yang telah diproduksinya.
Lantaran Aceh belum memiliki tempat khusus pemutaran film, Andi menginginkan ada lebih banyak ruang untuk pemutaran film selain juga dukungan lain dari pemerintah seperti kemudahan mengurus izin pemutaran (screening) film.
Baca juga: Sineas muda Aceh buat film terkait keragaman hingga lingkungan
"Kita berharap dan minta dukungan pemerintah jangan sampai ruang-ruang seperti ini pada akhirnya dibatasi juga untuk anak-anak muda kreatif Aceh," ujarnya.
Selain akses ruang, dirinya juga meminta dukungan dan perhatian lebih dari pemerintah untuk para sineas dan profesi ini harus dilihat sebagai pekerjaan seni yang bernilai serta mampu memberdayakan ekonomi masyarakat.
"Pemerintah harus mengupayakan anak-anak muda yang punya kreativitas tinggi, harus melihat ini sebagai potensi ekonomi juga untuk membangun Aceh ke depannya," katanya.
Selama ini, kata Andi, para sineas terutama yang muda belum bisa menghasilkan karya maksimal karena karya mereka diproduksi dengan dana patungan.
"Sistemnya kita urunan dengan jejaring komunitas film, kita buat proposal yang berisi ide cerita dan konsep yang kita tawarkan lalu kita coba pitching tetapi melalui urunan," ujarnya.
Meskipun dana produksi dikumpulkan secara patungan serta belum ada ruang khusus, sineas di Aceh tetap semangat memproduksi serta mengadakan pemutaran di tengah masyarakat.
Andi berharap, apabila nantinya pemerintah mengizinkan hadirnya bioskop di Aceh, maka untuk ruang-ruang pemutaran film itu mampu memobilisasi komunitas perfilman yang masih berkembang.
"Mudah-mudahan kalau bioskop ada. Dengan hadirnya bioskop tidak mematikan ruang-ruang putar komunitas-komunitas kecil," demikian Andi.
Baca juga: 18 film karya sineas Aceh diputar peringati peristiwa tsunami
Baca juga: Kemendikbudristek dukung program Christine Hakim literasi sineas lokal
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023