Penguatan ekonomi difokuskan pada potensi internal kawasan untuk membawa menuju kemajuan pembangunan.
Jakarta (ANTARA) - Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) 2023 Arsjad Rasjid mengatakan ASEAN-BAC siap untuk memperkuat sinergi antara sektor swasta dan pemerintah dalam upaya memajukan pertumbuhan ekonomi di ASEAN.
“Kami telah memberikan rekomendasi kebijakan dari ASEAN-BAC tiap negara ASEAN agar bisa dipertimbangkan menjadi strategi untuk mewujudkan ASEAN sebagai Epicentrum of Growth,” kata Arsjad dalam konferensi pers pembukaan ASEAN Business and Investment Summit 2023, di Jakarta, Jumat.
Menurut Arsjad, terdapat sejumlah potensi ekonomi yang dijelajahi oleh ASEAN-BAC. Pertama, potensi pasar ASEAN. ASEAN menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang tangguh dengan capaian 5,7 persen pada 2022.
Ke depan, seiring dengan pemulihan sektor jasa, laju perdagangan barang diperkirakan akan mencapai pertumbuhan yang kuat sebesar 14,9 persen atau setara dengan nilai 3,8 miliar dolar AS.
Perdagangan intra-ASEAN juga menunjukkan kinerja yang positif, yakni melonjak 21,3 persen pada 2022 dan berkontribusi pada 22,3 persen dari total perdagangan di ASEAN.
Aliran penanaman modal asing atau foreign direct investment (FDI) di kawasan juga menunjukkan ketangguhan dengan nilai 224 miliar dolar AS pada 2022, mencerminkan laju pertumbuhan 5,5 persen. Dalam konteks itu, FDI intra-ASEAN menyumbang 12,3 persen dari total FDI ASEAN.
Untuk itu, penguatan ekonomi difokuskan pada potensi internal kawasan untuk membawa menuju kemajuan pembangunan.
Potensi lain yang turut dikaji adalah hubungan komplementer antara negara-negara ASEAN yang menjadi kekuatan intrinsik kawasan. Kolaborasi yang inklusif dan harmonis dapat memperkuat daya saing ASEAN dan menjadikan kawasan sebagai pemain berpengaruh di panggung global.
Salah satu kolaborasi yang didorong adalah terkait ekosistem kendaraan listrik. ASEAN memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat manufaktur andalan kendaraan listrik dan ekosistem kendaraan listrik. Para pemimpin ASEAN juga telah membuat Deklarasi Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik Kawasan pada Mei 2023 lalu sebagai bentuk komitmen terhadap pengembangan kendaraan listrik di kawasan.
Potensi ASEAN terhadap kendaraan listrik dan ekosistemnya didukung oleh besarnya simpanan nikel di Indonesia yang menjadikannya pemeran penting dalam pembuatan baterai kendaraan listrik, cadangan nikel yang melimpah di Vietnam, serta kebijakan Thailand yang berhasil mendorong harga yang terjangkau bagi kendaraan listrik.
Dalam komitmen tersebut, terdapat kolaborasi yang melibatkan pemerintah, bisnis, serta interaksi lintas batas negara untuk mewujudkan tujuan pembangunan.
Kemitraan antara swasta dan pemerintah, kata Arsjad, juga berlangsung pada upaya mewujudkan visi ASEAN 2045. Meski kebijakan dirancang oleh pemerintah, namun bisnis dan lembaga publik juga turut andil untuk mencapai tujuan tersebut.
“Selama setahun terakhir, ASEAN-BAC telah dengan tekun merancang panduan yang bertujuan mempercepat pertumbuhan ASEAN dalam penyusunan program ini,” ujar Arsjad.
Arsjad menyebut ASEAN-BAC telah menyusun delapan program warisan yang berkontribusi nyata dalam integrasi ekonomi ASEAN. Ke delapan program tersebut mencakup komitmen sektor bisnis untuk memajukan UMKM, meningkatkan konektivitas digital maupun infrastruktur, mengembangkan potensi pasar karbon, membangun sistem ketahanan pangan dan kesehatan yang resilien di kawasan.
Baca juga: KTT ke-43 ASEAN soroti penguatan kerja sama ekonomi
Baca juga: ASEAN-BAC gelar ASEAN Weekend Market perkuat peran ekonomi UMKM
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023