Nanning (ANTARA) - Hingga Juli 2023, Zona Perdagangan Bebas (Free Trade Zone/FTZ) Percontohan (Guangxi) China telah membukukan impor dan ekspor senilai total 858 miliar yuan (1 yuan = Rp2.090) atau sekitar 120 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.237) sejak didirikan pada Agustus 2019, demikian disampaikan otoritas setempat pada Kamis (31/8) waktu setempat.

Perdagangan luar negeri yang ditangani oleh FTZ percontohan itu mencapai 37,4 persen dari total perdagangan luar negeri yang dicatat oleh Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, selama periode tersebut, menurut sebuah konferensi pers.

Selama periode itu, FTZ percontohan tersebut juga membukukan akumulasi penggunaan modal asing aktual hingga menembus 1,47 miliar dolar AS, atau 36,8 persen dari total penggunaan modal asing Guangxi.

FTZ percontohan itu mencatatkan lonjakan produksi industri bruto oleh perusahaan-perusahaan di atas ukuran tertentu dari 55,85 miliar yuan pada 2020 menjadi 100,55 miliar yuan pada tahun lalu, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata 34,2 persen.

Sejak pendirian FTZ percontohan pertama di Shanghai pada 2013, China telah mendirikan total 21 FTZ dan Pelabuhan Perdagangan Bebas Hainan. Dari daerah-daerah pesisir hingga daerah-daerah pedalaman tengah dan provinsi-provinsi perbatasan, FTZ telah menjadi pelopor upaya keterbukaan dan reformasi berstandar tinggi di negara tersebut.

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023