Berdasarkan pantauan, pengurangan kuota solar dapat teratasi. Akan tetapi, untuk mengantisipasi sesuatu hal, kami terus melakukan pengawasan penjualan solar setiap harinya,"
Pekalongan (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah memperketat pengawasan penjualan solar pada stasiun pengisian bahan bakar umum sebagai upaya mengantisipasi sesuatu hal yang tidak diinginkan terkait dengan pengurangan kuota BBM tersebut.

Kepala Bagian Perekonomian Kabupaten Pekalongan Handi Prastianyo di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa sejak pembatasan solar diberlakukan oleh Pemerintah telah menimbulkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) itu sehingga perlu adanya pengawasan ketat.

"Berdasarkan pantauan, pengurangan kuota solar dapat teratasi. Akan tetapi, untuk mengantisipasi sesuatu hal, kami terus melakukan pengawasan penjualan solar setiap harinya," katanya.

Ia mengatakan bahwa pengurangan kuota solar mengakibatkan biaya operasional pada bidang ekonomi semakin tinggi karena kebutuhan masyarakat terhadap BBM terus meningkat sedang jatah subisdi berasal dari pemerintah masih tetap.

"Kami khawatir jika tidak ada pembatasan jatah solar subisdi akan habis sebelum waktunya," katanya.

Sopir truk, Budi Hartono, mengatakan bahwa kelangkaan solar yang terjadi selama beberapa hari terakhir ini menimbulkan kecemasan para sopir karena mereka takut kehabisan BBM itu di jalan.

"Hampir setiap SPBU di sepanjang jalur pantura, persediaan solar habis sehingga kami cemas kehabisan BBM di tengah jalan," katanya menandaskan.

Menurut dia, selain langka, mereka juga mengeluhkan pembatasan pembelian solar pada semua SPBU.

Ia menegaskan bahwa pembatasan pembelian solar akan menyulitkan para sopir truk karena rute yang harus tempuh adalah lintas provinsi sehingga membutuhkan BBM itu relatif cukup banyak.

"Kami hanya diperbolehkan membeli solar sebesar Rp300 ribu sehingga persediaan solar tidak cukup sampai ke tempat tujuan," kata Budi yang akan menempuh perjalanan ke Surabaya tersebut. (KR-KTD/D007)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013