Washington (ANTARA News) - Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi mengatakan, Kamis, ia dan Presiden AS George W. Bush telah sepakat melakukan "tekanan-tekanan" yang tidak dirinci terhadap Korea Utara jika mereka meluncurkan sebuah rudal jarak jauh.
"Kami berdua sepakat bahwa sangat penting bagi kami untuk tetap bersatu dalam menyampaikan pesan tegas kepada pemimpin Korea Utara bahwa peluncuran rudal itu tidak bisa diterima," kata Bush ketika tampil bersama dengan pemimpin Jepang itu di Gedung Putih.
"Jika mereka pernah meluncurkan rudal, maka itu akan menyebabkan berbagai tekanan. Kami akan menerapkan berbagai tekanan," kata Koizumi melalui seorang penterjemah.
"Saya yakin adalah yang terbaik saya tidak membahas tekanan-tekanan terinci yang sedang kami bicarakan," katanya.
Bush mengulangi kekhawatirannya bahwa Korea Utara tidak mengungkapkan "apa yang ada di atas rudal itu" dan mengatakan mengenai pemimpin Korea Utara Kim Jong-il, "Ia belum memberi tahu siapa pun kemana rudal itu pergi."
Bush juga mengatakan, ia dan PM Jepang itu membahas penculikan-penculikan warga Jepang oleh Korea Utara dan mengungkapkan "keprihatinan yang dalam" atas keadaan hak asasi manusia di negara tersebut.
Bush mengatakan, ia dan Koizumi "sangat khawatir mengenai kondisi kemanusiaan di dalam wilayah Korea Utara. Ia mengkhawatirkan kondisi itu. Bagaimana pun, ia adalah seorang perdana menteri sebuah negara yang sangat menderita akibat penculikan-penculikan".
Presiden AS itu, yang memiliki putri kembar, teringat akan pertemuannya dengan ibu seorang wanita yang kabarnya diculik oleh Korea Utara dengan mengatakan, "Saya sungguh-sungguh sangat sedih."
"Saya mengatakan kepada perdana menteri bahwa itu merupakan masa yang memilukan bagi saya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya seseorang menculik, anda tahu, putri saya -- salah satu putri saya -- dan tidak pernah bisa melihatnya lagi," kata Bush seperti dilansir AFP.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006