Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasamita meminta industri mebel dan kerajinan di tanah air untuk memperluas pasar ekspor dengan memasuki negara-negara pasar non tradisional.
Hal itu menurut menteri di hadapan peserta Musyawarah Nasional (Munas) ke 3 Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) di Jakarta, Rabu sebagai upaya mengantisipasi belum membaiknya pasar ekspor tradisional yang terdampak resesi ekonomi global.
Selama ini AS dan Eropa merupakan pasar terbesar produk mebel dan kerajinan nasional, namun jika diperhatikan kondisi semakin menurunnya permintaan pasar tradisional (AS dan Eropa), dimana kedua kawasan terbut mengalami inflasi yang sangat besar.
"Upaya perluasan tujuan ekspor ke pasar non-tradisional dan pengalihan ke pasar domestik dan semestinya terus kita lakukan," ujarnya melalui keterangan tertulis dari HIMKI.
Menurut Menperin, pada 2023 sampai bulan Juni nilai ekspor furnitur dan kerajinan nasional mencapai 1,1 miliar dolar AS.
Sementara itu industri furnitur sebagai salah satu sub sektor industri agro memberikan kontribusi sebesar 1,3 persen dengan nilai kinerja mencapai 2,5 miliar dolar AS.
Selain terus meningkatkan pasar ekspor, lanjut Agus Gumiwang, pelaku industri furnitur juga diharapkan agar tidak meninggalkan pasar dalam negeri.
"Dengan inovasi-inovasi produksi yang lebih efisien maka konsumen dalam negeri juga akan dapat menikmati produk furnitur berkualitas karya anak bangsa," katanya.
Pada kesempatan tersebut Menperin menegaskan bahwa HIMKI sebagai asosiasi industri furnitur dan kerajinan, agar terus bersinergi dengan pemerintah dan asosiasi lainnya dalam pencapaian target nilai ekspor dan upaya memenuhi kebutuhan dalam negeri atas produk furnitur dan kerajinan.
Sementara itu Ketua Presidium HIMKI Abdul Sobur menambahkan saat ini kondisi perekonomian dunia belum pulih akibat kondisi geopolitik, meskipun demikian, permintaan terhadap produk mebel dan kerajinan masih terus tumbuh dengan pemasok utama China yang saat ini memimpin sebagai eksportir terbesar produk mebel dunia.
Dikatakannya, pasar AS dan Eropa merupakan pasar terbesar produk mebel dan kerajinan nasional, namun demikian permintaan pasar di kedua kawasan tersebut semakin menurun.
Abdul Sobur menyatakan peluang pasar global terhadap produk mebel dan kerajinan masih terbuka yang disebabkan oleh maraknya pembangunan yang diproyeksikan menciptakan permintaan yang cukup besar akan produk mebel dan kerajinan nasional.
"Kita harus terus berusaha untuk menembus pasar-pasar baru. Untuk mengantisipasi jika situasi semakin memburuk, kita harus memanfaatkan dan mengoptimalisasi emerging market, seperti Timur Tengah, India dan pasar Asia lainnya," katanya.
Baca juga: Himki tingkatkan ekspor mebel dan kerajinan melalui Program ASE
Baca juga: Industri mebel dan kerajinan perlu manfaatkan FTA tembus pasar global
Pewarta: Subagyo
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023