Kita semua harus ingat, seperti yang telah saya coba lakukan, situasi sulit negara.
Roma (ANTARA News/AFP) - Giorgio Napolitano (87) menjadi Presiden Italia hasil pilihan parlemen negeri itu, Sabtu (Minggu WIB), guna mengakhiri kebuntuan politik mengenai pembentukan pemerintahan baru.
Napolitano yang mantan-komunis menang mayoritas 738 dari 1.007 suara, dan unggul 217 suara yang diterimacakademisi sayap kiri Stefano Rodota, yang pencalonannya diajukan oleh Gerakan Bintang Lima anti-kemapanan.
"Kita semua harus ingat, seperti yang telah saya coba lakukan, situasi sulit negara," kata Napolitano dalam upacara singkat di istana presiden saat serahkan hasil resmi pemilu.
Dia meminta pertengkaran politisi dihentikan untuk "menghormati komitmen mereka", dan menilai bahwa proses pemilihan presiden telah "tersiksa" dan berlangsung di "saat kritis" bagi negara.
Ratusan orang berunjuk rasa di Roma pada protes tegang yang diseru oleh pemimpin Gerakan Bintang Lima, Beppe Grillo, mantan komedian yang dinilai sejumlah kalangan berubah menjadi penghasut politik Italia.
"Jokers!" "Pencuri!" "Memalukan!", teriak mereka.
Grillo, yang partainya meraih tempat ketiga dalam pemilu Februari 2013 mengguncang sistem politik tradisional, menyerukan "mobilisasi rakyat".
Pemilihan berakhir ke serangkaian kekacauan pemungutan suara pekan ini yang memperlihatkan kandidat mantan Presiden Komisi Eropa, Romano Prodi, dan mantan pemimpin serikat buruh Franco Marini menolak dan kiri-tengah diberi saran untuk menyelesaikan kekacauan.
Napolitano akan resmi dilantik pada Senin (22/4) di majelis rendah parlemen pada pukul 15.00 GMT, dan dijadwalkan langsung memulai pembicaraan sensitif untuk mendirikan satu pemerintahan baru.
(U. H-AK/C003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013