Makassar (ANTARA News) - Kerugian akibat banjir dan tanah longsor di Sulawesi Selatan untuk sementara ditaksir mencapai Rp519 miliar dengan kerugian terbesar di Sinjai yang mencapai Rp460 miliar lebih. Staf Posko Satkorlak Penanganan Bencana Alam Sulsel, Yuslim Patawari di Makassar, Kamis, menyebutkan, laporan dari daerah korban masih terus diperbarui baik mengenai korban jiwa maupun kerugian material seperti kerusakan jembatan, jalan serta areal persawahan, tambak dan rumah. Setelah Sinjai kerugian terbesar kedua dialami Kabupaten Bulukumba Rp60,5 miliar, kemudian Bone Rp30 miliar, Bantaeng Rp10 miliar, Jeneponto Rp7 miliar dan Luwu Utara sebanyak Rp2 miliar. Sedangkan jumlah korban meninggal dunia hingga Kamis (29/6 ) tercatat 228 orang, sebanyak 212 orang di Sinjai, Jeneponto 3, Bulukumba 6, Bantaeng 2, Luwu Utara 2 dan Bone 1 orang. Korban luka berat dan ringan tercatat 56 orang dan dinyatakan hilang sepuluh orang serta 1.309 ekor ternak sapi dan kambing hanyut terbawa arus. Jumlah pengungsi sebanyak 7.581 orang, terbesar di kabupaten Sinjai 6.354 orang, Bulukumba 1.206 orang dan Bantaeng 19 orang, sementara rumah yang rusak berat 4.352 buah dan rusak ringan 1.384 buah, 70 buah gedung sekolah dan 46 rumah ibadah, 85 kilometer jalan rusak dan 48 buah jembatan putus. Selain itu, areal persawahan dan kebun yang rusak mencapai 19.162 ha, tambak yang bobol 6.742 ha dan areal budi daya rumput laut 1.028 ha di sepanjang pesisir teluk Bone yang membentang dari Kabupaten Jeneponto sampai ke Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Bone dan Luwu Utara.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006