Jakarta (ANTARA) - Keberadaan Lintas Raya Terpadu atau LRT (Light Rail Transit) Jabodebek yang menggunakan sarana produksi dalam negeri, yakni PT Inka, menunjukkan kemandirian dan kemampuan Bangsa Indonesia untuk teknologi transportasi perkeretaapian.
Sebelumnya, PT Inka juga membuat sarana LRT Sumatera Selatan dan Kereta Bandara. Juga sarana yang digunakan PT KAI sekarang.
PT Inka ditempatkan sebagai industri strategis tidak harus ditargetkan memberikan keuntungan bagi negara. Namun diberi target menghasilkan karya yang unggul dan bermanfaat buat kemajuan teknologi transportasi Indonesia.
Rencana awal pembangunannya menghabiskan anggaran Rp29,9 triliun, namun dalam realisasinya membengkak menjadi Rp32,5 triliun.
Kontruksi aman
Desain dan hasil pekerjaan LRT Jabodebek telah mendapatkan persetujuan dan sertifikasi dari Komite Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian PUPR.
Selain itu, seluruh pekerjaan dari proyek ini juga telah dilakukan pengujian oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Ditjen Perkeretaapian (DJKA) serta telah mendapatkan penilaian sistem manajemen keselamatan perkeretaapian.
Ada 10 jembatan bentang panjang (elevated longspan) LRT Jabodebek, yaitu longspan JORR, Cililitan, Cawang, Cikoko, Kali Bekasi, Kuningan, Ciliwung, Dukuh Atas, Cikunir, dan Halim.
Longspan Kuningan yang cukup menarik perhatian, terdiri dari 3 bentang, dengan konfigurasi 86,5 meter,148 meter, 86,5 meter dan total panjangnya 321 meter.
Sistem konstruksi adalah balanced cantilever dan single cell prestressed concreted box girder. Jumlah lintas (track) ganda dan pondasi tiang bor dengan diameter 1,8 meter.
Di sekitar perempatan jalan Gatot Subroto, Jalan H Rasuna Said terdapat banyak gedung bertingkat, sehingga menjadi tantangan dalam membuat desain dan konstruksi jalan layang. Jembatan 3 bentang, yakni 321 meter, dengan jari-jari lengkung 115 meter.
Konstruksi longspan di Kuningan dengan jari-jari 115 meter mengingat kondisi lapangan, mengikuti trase jalan raya, sehingga tidak mungkin dibuat lebih besar lagi karena ada gedung-gedung tinggi di sekitarnya.
Konsekuensi berjalan di lengkung kecil, yaitu harus berjalan dengan kecepatan rendah. Bagi penumpang kereta api komuter atau angkutan kota yang penting adalah kepastian jadwal berangkat dan tiba di stasiun (Dwiatmoko, Agustus 2023).
Pada saat kereta api berjalan melalui lengkung horizontal, timbul gaya sentrifugal ke arah luar yang akan berakibat rel luar mendapat tekanan yang lebih besar dibandingkan dengan rel dalam, keausan rel luar akan lebih banyak dibandingkan dengan yang terjadi pada rel dalam, dan bahaya tergulingnya kereta api.
Akibat yang ditimbulkan dari gaya sentrifugal tersebut, maka lengkung horizontal memerlukan peninggian pada rel luarnya, sehingga perancangan lengkung horizontal berkaitan erat dengan analisis peninggian rel.
Rel paksa atau rel gongsol dipasang pada jalan rel dengan jari-jari kurang dari 200 meter. Tujuan pemasangan adalah untuk mengurangi gesekan antara roda dan rel, karena rel akan menempel di rel paksa (gigi gongsol).
Tarif
Kemenhub menetapkan tarif LRT pada 19 Juli 2023 dengan tarif termurah untuk satu kilometer pertama Rp5.000 dan Rp700 untuk setiap kilometer berikutnya. Tarif untuk jarak terjauh adalah Rp27.500. dalam beberapa bulan setelah pengoperasian akan ditetapkan tarif khusus untuk menarik sebanyak mungkin masyarakat menggunakannya.
Melihat stuktur tarif, layanan LRT Jabodebek ditujukan untuk kelompok masyarakat menengah ke atas. Tujuannya, supaya warga dapat meninggalkan kendaraan pribadi untuk beralih memakai angkutan umum, sehingga dapat mereduksi kemacetan lalu lintas di jalan.
Selain itu, setidaknya dapat membantu pula mereduksi polusi udara yang terjadi sekarang. Di sisi lain, kelompok masyarakat menengah ke bawah sudah disediakan KRL Jabodetabek dengan tarif yang lebih murah. Tarif LRT Jabodebek lebih tinggi dari tarif KRL Jabodetabek dikarenakan prasarana dan sarana semuanya baru.
Namun harus diupayakan, ongkos warga yang menggunakan tidak lebih dari Rp50 ribu untuk pulang pergi. Termasuk ongkos dari tempat tinggal menuju stasiun terdekat (first mile), menggunakaan LRT Jabodebek dan stasiun tujuan menuju lokasi dikehendaki (last mile).
Hasil pengamatan penulis, sebelum pandemi, rata-rata pengguna kendaraan pribadi dalam sehari menghabiskan ongkos transportasi kisaran Rp75 ribu hingga Rp100 ribu.
Kemudian, ada pembanding layanan Bus JR Connection yang cukup laris bertarif Rp20 ribu sekali perjalanan berhenti di pusat Kota Jakarta, seperti Kawasan Blok M dan Monas.
Secara umum LRT Jabodebek dalam kondisi laik operasi. Angkutan pemadu moda (feeder) berupa bus juga dikabarkan sudah disiapkan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dengan biaya Rp5.000.
Pentingnya aksesibilitas ke stasiun menjadi titik pelayanan LRT Jabodebek. Pemerintah daerah bertanggung jawab menyediakan akses yang mudah dan nyaman menuju stasiun tersebut. LRT Jabodebek adalah Proyek Strategis Nasional (PSN), sehingga seluruh pemangku kepentingan harus bekerja keras untuk menyukseskannya.
Layanan pendukung
Terkait dengan layanan feeder, penting adanya ketersediaan moda transportasi yang dapat mengantarkan penumpang dari berbagai lokasi menuju stasiun LRT dengan aman dan nyaman.
Selain itu, faktor keamanan juga menjadi hal yang perlu diperhatikan guna memberikan jaminan keselamatan bagi para penumpang.
Untuk layanan angkutan umum yang terintegrasi dengan LRT Jabodebek layanan di wilayah DKI Jakarta yang dinilai sudah matang dan siap. Di wilayah Bekasi dan Depok, masih perlu penyempurnaan.
Dalam upaya setiap pemerintah daerah yang wilayahnya dilewati lintasan layanan LRT Jabodebek mau mendukung, Kementerian Perhubungan berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri.
Ketika satu program strategis nasional dikerjakan di daerah, Kemendagri diajak supaya bisa mengoordinasikan pemerintah daerah itu dan membuat aturan untuk dipatuhi pemerintah daerah. Kemendagri bisa memberikan warning kepada pemda untuk jauh-jauh hari mengalokasikan anggaran untuk rerouting layanan ataupun menyediakan bus.
Di samping itu, diperlukan informasi mengenai kedaruratan juga sudah disampaikan dalam bentuk video di stasiun dan kereta. Namun, masih diperlukan simulasi penanganan kedaruratan supaya semua petugas memahami prosedur dan tidak panik. Simulasi ini juga lumrah dilakukan di bandara, setidaknya diikuti para petugas supaya memahami apa yang harus dilakukan di saat genting.
Di tengah tingginya tingkat polusi udara di Jakarta, harapan hidup masyarakat Jakarta diperkirakan akan berkurang selama 2-3 tahun jika tingkat polusi bertahan seperti sekarang. Polusi udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya masih menjadi masalah yang perlu perhatian lebih untuk terselesaikan.
Pilihan menggunakan transportasi adalah pilihan yang bijak. Kelompok warga menengah ke atas diharapkan mau meninggalkan kendaraan pribadi untuk beralih menggunakan LRT Jabodebek.
Permasalahan kemacetan lalu lintas harus dituntaskan dengan komprehensif dan multisektoral. Penyelesaiannya harus lintas sektor. Jika tidak dilakukan mulai sekarang, dipastikan Kota Jakarta dan sekitarnya akan terus didera kemacetan lalu lintas yang parah dan pada akhirnya memicu pelambatan ekonomi.
Kemungkinan kemacetan di Stasiun TMII dapat terjadi, mengingat proses naik turun penumpang yang menggunakan angkutan umum masih memanfaatkan lahan tepi jalan tanpa tersedia celukan.
Lain halnya, jika aktivitas itu dilakukan di dalam halaman stasiun, akan sangat membantu. Terlebih jika sudah terbangun jembatan penyeberangan orang (JPO) yang menghubungkan halaman parkir Taman Anggrek Indonesia Permai, turut mengurangi menyeberang.
*Djoko Setijowarno*, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat
Copyright © ANTARA 2023