Los Angeles (ANTARA) - Perusahaan energi Hawaiian Electric Company menyayangkan gugatan yang diajukan Maui County terkait kebakaran hutan dahsyat hingga merenggut sedikitnya 115 korban tewas di Pulau Maui.
"Kami terkejut dan kecewa karena Maui County terburu-buru ke pengadilan, bahkan sebelum menyelesaikan penyelidikannya sendiri," kata Presiden sekaligus CEO Hawaiian Electric Shelee Kimura dalam sebuah pernyataan, Minggu (27/8).
Shelee mengklaim bahwa perusahaannya meyakini pengaduan tersebut tidak bertanggung jawab secara faktual dan hukum.
Kamis (24/8), Maui County mengajukan gugatan terhadap Hawaiian Electric Company.
Gugatan itu menuduh perusahaan utilitas komersial milik investor yang melayani 95 persen pelanggannya di Hawaii itu menyebabkan kerusakan sipil pada properti dan sumber daya publik di wilayah tersebut, termasuk kebakaran di Lahaina dan di Kula.
Kebakaran hutan di Maui merupakan peristiwa paling mematikan di Amerika Serikat dalam lebih dari satu abad, serta bencana alam terburuk dalam sejarah Hawaii.
Kebakaran hutan mematikan itu menghanguskan sebagian besar kota bersejarah Lahaina, sebuah tempat wisata populer di Maui dan pernah menjadi ibu kota Kerajaan Hawaii. Lebih dari 2.200 bangunan hancur dan 500 lainnya rusak akibat kebakaran tersebut, dengan perkiraan kerugian hampir 6 miliar dolar AS.
Dalam pernyataannya, Hawaiian Electric Company mengatakan bahwa beberapa fakta penting mengungkap jelas peristiwa yang terjadi pada 8 Agustus itu.
Perusahaan listrik itu mengakui bahwa kebakaran yang terjadi pada pukul 06.30 pagi waktu setempat sepertinya disebabkan oleh kabel listrik yang jatuh akibat angin kencang.
Namun, Pemadam Kebakaran Maui County merespons kebakaran itu dan melaporkan bahwa kebakaran tersebut 100 persen dapat diatasi dan meninggalkan lokasi kejadian, serta kemudian dinyatakan telah "padam".
"Sekitar pukul 15.00, saat semua saluran listrik Hawaiian Electric di Maui Barat telah dimatikan selama lebih dari enam jam, kebakaran kedua terjadi di area yang sama. Penyebab kebakaran dahsyat yang terjadi saat sore hari itu masih belum dapat dipastikan," demikian menurut Hawaiian Electric Company.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023